Kamis, Maret 28, 2024

Artikel Populer

Berita Terkait

Berita Lainnya

Artikel Terkini

Pembangunan Hunian di Jakarta, Anies Akan Ubah Dari Proyek Menjadi Gerakan

Persoalan hunian dan kawasan kumuh di Jakarta menjadi pekerjaan rumah yang membutuhkan perhatian serius pemerintah. Dari sekian gubernur yang memimpin Jakarta semuanya belum mampu menyelesaikan persoalan tersebut. Karena itu gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 diharapkan mampu memberi solusi atau paling tidak punya visi untuk melakukan lompatan lebih baik dalam pembangunan perumahan. Tiga calon gubernur DKI, Agus Harimurti, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, sudah menyampaikan visi dan misinya dalam memimpin Jakarta termasuk ressepnya mengatasi persoalan hunian.

Anies Baswedan

“Konsep saya melakukan peremajaan kota (urban renewal) dan memobilisasi warga dan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan hunian perkotaan. Dengan begitu masyarakat tidak mampu bisa mendapatkan hunian yang affordable dan di sisi lain ada mobilisasi sehingga konsepnya penataan dan pengendalian,” ujar Anies saat diskusi dengan media tentang upaya mengatasi besarnya kekurangan hunian di Jakarta, Kamis (6/1).

Konsep pengembangan hunian yang akan dijalankan bukan programatik tapi sebuah gerakan (movement) yang dilakukan bersama antara pemerintah dan pihak-pihak terkait khususnya masyarakat. Konsep ini akan diaplikasikan pada wilayah kecil yaitu RW dengan pendekatan non proyek. Wilayah tersebut ditata dengan melibatkan  ikatan profesi, seperti  arsitek, desainer, akademisi, dan pakar lainnya. Mereka bersama warga bermusyawarah untuk membuat lingkungan yang paling cocok dengan  kawasan tersebut.

Penataan dilakukan sebagai solusi khusus kawasan tersebut. Pemerintah juga akan menyediakan hunian sementara untuk menampung warga selama kawasannya ditata. Anies menyebutkan penataan dengan pendekatan proyek hasilnya secara fisik lebih cepat tapi tidak berkelanjutan dan ujungnya tidak bagus. Sementara gerakan bersama akan lebih sustain dan memberdayakan masyarakat.

“Warga kelas menengah Jakarta itu haus untuk berbagi kebaikan. Saya akan merancang agar segmen masyarakat ini bisa terlibat dan akan diberikan pin  ‘Anda telah terlibat untuk menata 1 rumah ini’.  Seperti ini yang saya maksud pendekatan movement,” imbuhnya. Yudis

Persoalan hunian dan kawasan kumuh di Jakarta menjadi pekerjaan rumah yang membutuhkan perhatian serius pemerintah. Dari sekian gubernur yang memimpin Jakarta semuanya belum mampu menyelesaikan persoalan tersebut. Karena itu gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 diharapkan mampu memberi solusi atau paling tidak punya visi untuk melakukan lompatan lebih baik dalam pembangunan perumahan. Tiga calon gubernur DKI, Agus Harimurti, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, sudah menyampaikan visi dan misinya dalam memimpin Jakarta termasuk ressepnya mengatasi persoalan hunian.

Anies Baswedan

“Konsep saya melakukan peremajaan kota (urban renewal) dan memobilisasi warga dan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan hunian perkotaan. Dengan begitu masyarakat tidak mampu bisa mendapatkan hunian yang affordable dan di sisi lain ada mobilisasi sehingga konsepnya penataan dan pengendalian,” ujar Anies saat diskusi dengan media tentang upaya mengatasi besarnya kekurangan hunian di Jakarta, Kamis (6/1).

Konsep pengembangan hunian yang akan dijalankan bukan programatik tapi sebuah gerakan (movement) yang dilakukan bersama antara pemerintah dan pihak-pihak terkait khususnya masyarakat. Konsep ini akan diaplikasikan pada wilayah kecil yaitu RW dengan pendekatan non proyek. Wilayah tersebut ditata dengan melibatkan  ikatan profesi, seperti  arsitek, desainer, akademisi, dan pakar lainnya. Mereka bersama warga bermusyawarah untuk membuat lingkungan yang paling cocok dengan  kawasan tersebut.

Penataan dilakukan sebagai solusi khusus kawasan tersebut. Pemerintah juga akan menyediakan hunian sementara untuk menampung warga selama kawasannya ditata. Anies menyebutkan penataan dengan pendekatan proyek hasilnya secara fisik lebih cepat tapi tidak berkelanjutan dan ujungnya tidak bagus. Sementara gerakan bersama akan lebih sustain dan memberdayakan masyarakat.

“Warga kelas menengah Jakarta itu haus untuk berbagi kebaikan. Saya akan merancang agar segmen masyarakat ini bisa terlibat dan akan diberikan pin  ‘Anda telah terlibat untuk menata 1 rumah ini’.  Seperti ini yang saya maksud pendekatan movement,” imbuhnya. Yudis

Rekomendasi untuk Anda

Rekomendasi untuk Anda