Kaya Dari Kredit Rumah

HousingEstate, Jakarta - Penulis: Yoenazh, Yudis

Foto: Susilo

Bank tidak pernah menanyakan kredit digunakan untuk apa. Yang penting debitur mampu mengangsur.

Kredit dengan jaminan rumah seperti kredit multiguna (KMG) lazimnya ditawarkan bank untuk membiayai keperluan konsumtif. Tapi, dalam praktek banyak yang memanfaatkannya untuk menambah modal usaha dan membeli rumah lagi. Mereka pun cepat kaya dari kredit itu. Biasanya dana KMG dipakai sebagai uang muka pembelian beberapa rumah di lokasi favorit secara kredit. Cicilannya dipenuhi dari penghasilan rutin debitur. Tren ini marak menyusul peningkatan harga rumah yang pesat dalam 4–5 tahun terakhir.

Kaum menengah dan menengah atas memanfaatkan situasi itu untuk menggemukkan pundi-pundi investasinya. Apalagi, bunga makin rendah dan stabil. Bahkan, semua bank menawarkan bunga promosi di bawah 10% p.a (per anum/tahun) fixed (tetap) selama 1–3 tahun pertama. “Ini menarik bagi orang yang membeli properti untuk tujuan investasi karena menguntungkan. Mereka beli pakai KPR, setelah masa bunga fixed berakhir kreditnya dilunasi,” kata Sodikin, Pemimpin Divisi KPR Bank DKI.

Sebab itu kalau 5–6 tahun lalu yang menggunakan KPR baru 70%, sekarang sudah 80%. Menurut data Bank Indonesia (BI), peningkatan permintaan KPR tertinggi terjadi pada rumah tipe di atas 70 m2. Tahun ini (sampai April) pertumbuhan penyaluran kredit properti itu mencapai 40%, jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit secara umum yang hanya 21,9%. Karena itu BI mulai memantau lebih ketat penyaluran KPR.

Bank-bank tidak menerapkan syarat ketat bagi calon debitur untuk mengambil KPR kedua, ketiga dan seterusnya, dengan atau tanpa memanfaatkan dana KMG. “Yang kita lihat payment capacity (kemampuan mencicil)-nya. Kalau mampu, oke saja,” kata Indrastomo Nugroho, Vice President Consumer & Retail Lending Bank BNI.

baca selengkapnya di Majalah Housing Estate edisi September atau unduh dari iPhone, iPad dan Android di Wayang Force, Scanie, dan Scoop.,/div>