HousingEstate, Jakarta - Desain rumah sebaiknya praktis dan mengutamakan fungsionalitas agar mendukung gaya hidup lajang.
Memiliki hunian sendiri bukan monopoli orang yang sudah berkeluarga. Kemandirian finansial dan faktor mentalitas membuat pria atau wanita lajang pun perlu punya rumah tinggal sendiri. Alasan lain, untuk mendukung mobilitas dengan mencari lokasi hunian yang lebih strategis di tengah kota.
Fungsional-praktis
Menurut Yuni Jie, seorang desainer interior dan produk, kemandirian atau kemapanan biasanya memicu seseorang untuk memiliki kontrol dan sense of ownership. Termasuk pertimbangan memiliki privasi dan hasrat untuk mengekspresikan diri lebih dalam. Dan sebuah hunian bisa menjadi media untuk mencerminkan kepribadian itu.
Desain hunian harus sepraktis mungkin guna mendukung gaya hidup lajang di perkotaan yang serba cepat. Sisi fungsionalitas perlu lebih diutamakan dibanding sisi estetikanya. Ruang yang disediakan sebaiknya sebatas kebutuhan pemilik. Prioritas utama adalah ruang tamu, ruang makan, dapur kecil praktis dan kamar tidur.
Ruang keluarga dan ruang ekstra lain belum terlalu diperlukan. Dengan luasan rumah yang terbatas, misalnya 45 m2, kebutuhan si lajang bisa terpenuhi dengan baik. “Kuncinya terletak pada pemanfaatan ruang secara maksimal, bukan luasannya,” jelas Master of Industrial Design dengan penghargaan Honor of Excellence dari Pratt Institute New York itu.
Pilihan furnitur sebaiknya tidak terlalu besar namun proporsional dengan ruangan. Gunakan material yang mudah dibersihkan dan tidak memerlukan perawatan khusus. Tempat penyimpanan berupa laci, lemari, dan rak sebaiknya disediakan dalam jumlah cukup dan tertata rapi.