Menerangi Fasad dan Teras

Lighting pada fasad dapat menguatkan citra dan identitas sebuah rumah, sementara di teras dapat membangun suasana akrab.
Lighting sering disebut sebagai dimensi keempat dari arsitektur, karena unsur estetiknya dapat memberi nilai lebih pada karya arsitektur. Pada tampilan fasad, teknik lighting mampu menguatkan citra dan identitas pada sebuah bangunan.
Pencahayaan juga dapat memberi fungsi keamanan (safety orientation) bagi orang dan rumah tinggal. Misalnya, bagian rumah yang gelap memungkinkan mengundang maling menyelusup dibanding bagian rumah yang terang.

Menonjolkan struktur
Tidak semua bagian fasad rumah harus diterangi, tapi disesuaikan dengan statement yang ingin dibentuk dari sebuah bangunan. Misalnya, bila ingin menampilkan kesan megah pada rumah bergaya klasik, perlu menonjolkan pilar-pilarnya dengan teknik up lighting. Karena menyorot dari bawah ke atas teknik itu memberi kesan tinggi pada pilar.
Teknik lain untuk menyinari bagian kolom adalah dengan menempatkan lampu up or down light. Jenis lampu ini dapat menghasilkan sinar yang terarah ke atas dan ke bawah sekaligus.
Jika ingin mengangkat tekstur dinding, kita bisa menerangi dengan teknik grazing. Sementara untuk menguatkan garis teritisan atap yang memanjang bisa menggunakan jenis lampu T5 yang berbentuk pipa kecil panjang, sehingga didapat sinar yang menyambung terus menerus.
Leslie Huang dari Lighting Design Solution-PT Interbak Griya Cemerlang, menyarankan untuk memilih warna lampu warm white yang memberi kesan elegan untuk rumah. “Kalau putih kesannya hambar, seperti di kantor atau sport hall saja,” katanya.
Selain mengarahkan perhatian pada struktur bangunan, memberi pencahayaan kuat (highlight) pada model pintu, jendela, tangga atau elemen lain yang unik juga bisa dilakukan.
Penataan lansekap atau taman yang mendukung tampilan fasad pun perlu diterangi. Untuk mengekspos bagian ini, sebaiknya kita membedakan intensitas pencahayaannya. Kalau fasadnya banyak menggunakan lampu jenis fluorescent yang tampil lebih general, uplighter untuk pohonnya dibuat shadowing. “Jadi, memainkan shadow dan contrast saja,” ujar wanita berkaca mata itu.
Teras yang akrab
Unsur ruang yang menjadi bagian dari fasad adalah teras depan. Jika fasad hanya dilihat sekilas dan dalam jarak pandang yang agak jauh, bagian teras sebagai area masuk (entrance) akan dilihat lebih dekat dan dinikmati sedikit lebih lama.
Ruang ini perlu diberi pencahayaan untuk membangun suasana (mood). Sebagai ruang penerima atau sekadar tempat ngobrol, teras tidak perlu terlalu terang. Cukup dengan sorot lampu remang-remang dengan pendar cahaya kuning sehingga dapat menghadirkan suasana akrab. Bila ruangan sempit dan ingin terkesan luas, terangi bagian dinding secara merata dengan teknik wallwasher.
Lampu dekoratif berupa lampu gantung atau lampu yang ditempel di dinding bisa ditempatkan untuk mempercantik teras. Jika hanya berfungsi sebagai accent lighting, kita tetap perlu menambahkan titik-titik lampu untuk general lighting. Halimatussadiyah
Gunakan Lighting Control
Untuk menghemat listrik dan menambah panjang umur lampu, sebaiknya gunakan lighting control. Alat ini mengatur kuat terang cahaya yang dihasilkan lampu atau dimming system, sehingga lampu-lampu yang terhubung dengan alat tidak selalu menyala 100 persen. Misalnya, untuk pergantian sore ke malam, terang lampu pada fasad bisa kita atur dari 60 persen saja, terus beranjak malam ditambah menjadi 80 persen. Kemudian lewat tengah malam dan menjelang pagi, cukup 30 persen saja.
“Kalau kita dimming 10 persen saja, umur lampu bisa menjadi dua kali lipat,” kata Leslie. Pencahayaan indoor dan outdoor yang diintegrasikan dengan lighting control bisa diatur untuk mendapatkan suasana, terang, dan bayangan yang nyaman, indah serta bebas silau.
Lighting control ada juga yang bisa diintegrasikan dengan sistem kontrol jarak jauh untuk mengoperasikan CCTV, AC, TV dan alat elektronik lain yang kompatibel. Dikenal dengan sebutan automation system atau smart home system.