Yan Mogi “Saya Pengagas Konsep ITC”

Kisah Lahirnya ITC
Menurut Yan Mogi, orang jangan hanya melihat bisnisnya saat ini. Ia tidak mendadak sontak besar seperti sekarang. Ia sudah menggeluti bisnis properti sejak 1982 sebagai profesional di SMG. Di grup usaha itu ia tidak sekedar bekerja tapi melahirkan sejumlah gagasan cemerlang. Salah satunya adalah apa yang sekarang dikenal dengan ITC.
Konsep itu lahir saat ia mengembangkan kawasan Mangga Dua. Waktu itu di jalan yang menghubungkan kawasan Gunung Sahari dan Kota itu sudah berdiri Pasar Pagi Mangga Dua. Statusnya sewa 20 tahun. Ia pun berpikir, apa yang akan diperbuatnya dengan tanah SMG di sebelah Pasar Pagi itu. Kalau dibangun shopping centre sewa, cash flow perusahaan terlalu berat. Maka, ia pun melakukan studi banding ke Hongkong dan Taiwan. Di sana ia melihat trade centre yang terdiri dari lot-lot ukuran kecil, tempat orang berdagang. Di situ hanya ada pesawat telepon plus pajangan barang contoh.
Pulang ke Indonesia, ia pun menerapkan konsep serupa di Mangga Dua. Bedanya, kiosnya dijual. Hanya di lantai tiga dan empat ada bagian yang didesain khusus untuk memajang barang yang disewakan. Jadi, pembeli dari mancanegara bisa pesan barang di situ. Pedagang meneruskan pesanan ke pabrikan dan barang pun dikirim.
“Itulah yang saya namakan international trade centre (ITC). Karena itu awalnya ITC ada lambang dunianya,” katanya. Konsepnya sukses. Berbondong-bondong pedagang tekstil pindah ke ITC Mangga Dua. Apalagi, trade centre itu lebih luas dan dilengkapi AC. Belakangan, lantai tiga dan empat itu juga dijadikan kios untuk dijual. Konsep ITC pun berubah menjadi semata-mata shopping centre dijual.
Sukses dengan ITC, Yan Mogi meneruskan kiprahnya membangun pusat perdagangan bahan bangunan di seberangnya. Target pasarnya para pedagang bahan bangunan di Pinangsia yang lokasinya sudah crowded. Ini pun sukses. Setelah itu menyusul Mal Mangga Dua, Apartemen dan Hotel Dusit Mangga Dua, serta ITC Roxy Mas dan ITC Cempaka Mas.
Kini Mangga Dua yang dimulai Yan Mogi dengan 32 ha sudah berkembang menjadi 65 ha. “Tak ada kawasan komersial seluas Mangga Dua yang bisa dikembangkan dalam 15 tahun. Kuningan saja yang hanya 45 ha butuh waktu lebih lama. Itu tangan saya yang memulai,” tegasnya.
Jadi, kalau Iwan Tjahjadikarta dan GAG percaya mengajaknya berkongsi, itu karena mereka melihat track record-nya. “Saya berbisnis dengan benar, bukan ngerampok. Sejarahnya bisa diurut ke belakang. Karena itu apapun yang saya bikin, orang tetap percaya,” katanya. Yoenazh K Azhar, Samsul A Nasution
Proyek-proyek Yan Mogi
Proyek SMR | Lokasi | Luas (m2) |
---|---|---|
Rukan Mitra Krekot | Jl Samanhudi | 3.692 |
Rukan Pintu Air | Jl Pintu Air | 2.821 |
Komplek Mitra Sunter | Jl Yos Sudarso | 23.121 |
Apartemen Mitra Bahari | Jl Pakin | 48.237 |
Rukan Mitra Bekasi | Jl Ir.H. Juanda | 47.088 |
Apartemen Mitra Oasis | Jl Senen Raya | 37.63 |
Tiga Hotel Bintang 4 | Jakarta Pusat | Rencana |
Komplek Mitra Gading Vila | Jl Kelapa Hybrida Raya | 70.304 |
Sentra Bisnis Kelapa Gading | Kelapa Gading | 450 |
Permata Senayan | Jl Patal Senayan | 170 |
Rusun Rorotan | Jl Cakung Cilincing | 65 |
Proyek RSH | Lokasi | Luas (ha) |
---|---|---|
Vila Mutiara Lido | Sukabumi | 40 |
Mutiara Gading Timur | Bekasi | 90 |
Vila Mutiara Bogor | Bogor | 30 |
Balikpapan Regency | Balikpapan | 80 |
Dwiputra Cipta Perdana | Karawang | 100 |
Vila Mutiara Manado | Manado | 15 |
Vila Mutiara Cinere II | Depok | 70 |
Vila Mutiara Serpong | Serpong | 15 |
Riwayat Organisasi
1989- 1992 | : Pengurus Bidang Perkantoran & Shopping Centre DPP REI |
1992- 1995 | : Wakil Ketua bidang Perlindungan & Pembinaan Anggota DPP REI |
1993- 1996 | : Sekretaris DPD REI DKI |
1995- 1997 | : Ketua Kompartemen Rumah Susun DPP REI |
1996- 1998 | : Ketua DPD REI DKI |
1998- 2001 | : Sekjen DPP REI |
2001- 2004 | : Ketua Umum DPP REI |
2003- 2005 | : Presiden Asean Association for Planning and Housing |
2003- 2008 | : Ketua Komite Tetap Pengembangan Properti Kadin Indonesia |
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.