Minggu, September 7, 2025
HomeDIAProfilFX Teguh Kinarto, Akan Masuk ke Seluruh Pasar Properti

FX Teguh Kinarto, Akan Masuk ke Seluruh Pasar Properti

Masuk ke menengah-atas

Pascakrisis, terutama sejak 2000 kinerja Podo Joyo kembali membaik dan mencapai puncaknya pada 2003. Jumlah karyawan kembali meningkat menjadi 500. Meskipun tetap konsisten membangun RS di berbagai kota, Teguh mulai gencar menggarap pasar rumah menengah dan menengah-atas. Dalam setahun ia bisa membangun 2.000 unit RS dan 500 – 1.000 unit rumah menengah dan menengah atas. Perumahan menengah-atasnya tersebar di Surabaya, Sidoarjo dan Malang, dengan harga Rp280 jutaan sampai di atas Rp1 miliar per unit.

Teguh Kinarto

Ia bahkan mulai merambah pasar Jabotabek. Di Jakarta ia tengah menyiapkan proyek properti komersial dan highrise building di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Sedangkan di Bekasi membangun kompleks pertokoan, selain sedang membebaskan 25 ha lahan untuk perumahan sederhana. Di luar Pulau Jawa ia juga menyiapkan proyek perumahan 70 ha di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Hingga sekarang hampir 100 proyek yang sudah dikembangkannya, meliputi perumahan sederhana, menengah, menengah-atas dan ruko. Dari jumlah itu 70 persen telah selesai dikembangkan, 30 proyek sedang digarap. Sebanyak 75 persen dikerjakan sendiri, 25 persen lainnya bekerjasama dengan developer lain. Ia mulai bermitra sejak aktif di kepengurusan DPD REI Jatim. “Saya aktif di REI untuk mengenal situasi dan memperluas wawasan. Selain itu koneksitas juga semakin terbina,” ujarnya.

Ia tercatat dua kali menjadi Wakil Ketua DPD REI Jatim 1993-1996 dan 1996-1999. Pada 1999-2002 Teguh menjadi anggota Dewan Kehormatan DPD REI Jatim, 2002-2005 Ketua DPD REI Jatim, dan 2005 -2008 Wakil Ketua Umum DPP REI bidang Rumah Sehat Sederhana (RSH).

Total land bank Podo Joyo saat ini mencapai 300 ha, tersebar di berbagai lokasi. Obsesinya masuk ke semua subsektor properti sesuai dengan lokasi lahan yang dimiliki. “Motto kami learning and growing. Terus belajar dan terus mengejar pertumbuhan.” Proyek yang dinilai lebih menguntungkan dikerjasamakan akan dicarikan mitranya. Begitu pula pengembangan subsektor properti yang belum dikuasainya, seperti highrise building, menggandeng mitra berpengalaman.

Dengan pola bisnis seperti itu ia optimis kinerja perusahaannya akan lebih optimal. Sebagai contoh pengembangan Citra Garden Sidoarjo yang dikerjasamakan dengan Grup Ciputra. Menurutnya, kalau dibangun sendiri nilai tanahnya diperkirakan tidak lebih dari Rp1 juta per meter. Tapi, dengan Ciputra yang sudah punya nama besar, bisa terjual Rp1,25 juta. Begitu pula waktu pembangunannya, jika dikerjakan sendiri mungkin perlu tujuh tahun, bersama Ciputra bisa jadi hanya tiga tahun. Resikonya juga ditanggung bersama. “Jadi dengan bermitra kami bisa meningkatan leverage proyek,” ujarnya.

Untuk memudahkan pengelolaan bisnisnya, Teguh memakai menajemen rentang kendali (stretch of control). Puluhan proyek yang tersebar di berbagai kota dibagi dalam tujuh divisi. Masing-masing divisi diberi tugas minimal memegang dua atau tiga proyek. Khusus untuk divisi perumahan sederhana memegang hingga 10 proyek.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini