HousingEstate, Jakarta - Kristal identik dengan kalangan high class. Awalnya hanya menghiasi istana para raja dan bangsawan di Eropa. Kemudian meluas ke istana-istana di negeri jajahan mereka, sebelum menular ke hunian para penguasa dan kaum berpunya lokal. Kristal yang berkilau, jernih dan berpendar-pendar (sparkling) bila terkena cahaya, mampu menghadirkan citra glamour, megah dan anggun pada sebuah bangunan.
Sampai sekarang kristal tetap identik dengan kalangan berada dan berkuasa. Istana Presiden di Jakarta misalnya, dihiasi puluhan lampu kristal. Mulai dari lampu gantung sampai lampu duduk. Karena sangat eksklusif tidak aneh kalau sedikit yang mengerti kristal. Beda kalau Anda bicara dengan Hauw Santosa (46), Director & CEO Plaza Crystal. Ia sangat khatam soal kristal.
Showroom usahanya seluas 8.000 m2 di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat, penuh dengan produk kristal ternama dari Eropa (Ceko, Austria, Italia, Perancis, Jerman dan Spanyol) serta Amerika Serikat (AS) seperti Swarovski, Bohemia, Schonbek, Chateau de Versailles dan lain-lain. Mulai dari yang berupa gift (pajangan dan aksesoris) seharga Rp800-an ribu/item, sampai chandelier (lampu gantung bercabang banyak) seharga Rp280-an juta/unit.
Ia menjajakan juga furniture bergaya klasik dari merek-merek tersohor dari benua yang sama seperti Soher, Angelo Cappelini, Stanley dan Bob Mackie. “Kini Plaza Crystal sudah berubah menjadi Plaza Crystal & Furniture. Koleksi furniture kita sama banyaknya dengan koleksi kristal,” katanya. Dan, ia bukan sekedar pedagang tapi agen resmi berbagai produk kristal dan furniture itu. Berikut wawancara Yoenazh K Azhar, Halimatussadiyah dan fotografer Susilo Waluyo dari HousingEstate dengan Hauw di showroom mewahnya yang bergaya klasik.
Bagaimana mulanya menggeluti bisnis kristal?
Dari awal saya menyukai keindahan. Saya juga hobi melihat bangunan-bangunan bersejarah. (Karena itu) waktu sekolah di Belanda saya sering mengunjungi museum-museum di Eropa seperti di Mersailles dan Louvre (Paris). Juga kastil-kastil peninggalan raja-raja dan para bangsawan seperti Louis XVI dan Napoleon. Semuanya masih berdiri tegak, bahkan menjadi monumen-monumen kota. Di dalamnya lampu-lampu kristal merupakan unsur yang sangat penting.
Di Belanda Anda sekolah arsitektur?
Saya mengambil bidang informatika dan international marketing di Delft University dan Den Haag. Arsitektur saya pelajari secara otodidak. Saya juga belajar kristal dan lampu di Ceko.
Kenapa Ceko?
Karena waktu kita bangun Borobudur mereka sudah bikin kristal. Memang sudah tradisi mereka berabad-abad. Bahan bakunya juga banyak ditemukan di bohemian valley. Ceko itu dulu namanya Kerajaan Bohemia yang sekarang menjadi salah satu merek lampu kristal ternama dan tertua yang masih diproduksi di dunia. Jadi, dari segi material banyak, dari segi skill orangnya juga paling trampil soal kristal. Banyak ahli-ahli kristal lahir dari Ceko. Salah satunya Daniel Swarovski yang menjadi merek lampu kristal nomor satu di dunia. Juga Schonbek yang pindah ke AS dan menjadi produsen lampu kristal nomor satu di sana. Kita agen dari produk-produk luar biasa itu di Indonesia. Mungkin ada 30 produk lampu kristal yang kita ageni.
Belajar kristal di Ceko itu gagasan Anda?
(Mulanya) saya belajar kristal dari temen-temen pejabat kita yang banyak mampir ke Holland. Saya mengantar mereka ke pabrik-pabriknya (di Ceko). Karena sering mengantar, lama-lama saya dikenal di Ceko sehingga akhirnya keagenan saya dapat. Jadi, dari awalnya hanya pengagum saya kemudian terlibat sebagai mata rantai pendistribusian kristal ke Indonesia. Saya juga ditawari beasiswa untuk belajar lebih jauh soal kristal di Ceko oleh Mr Arnoz, seorang pakar kristal sekaligus penasihat pemerintah untuk pengembangan bisnis dan industri kristal di Ceko. Saya jadi sering bolak-balik ke Ceko, hampir 70 kali. Itu sekitar 14 tahun lalu.
Mengantar pejabat itu spesial mencari kristal?
To the point aja. Kita di sana (Eropa) nganter pejabat beli kristal, piano, berlian dan lain-lain. Mereka datang karena ada tugas negara atau holiday. Memang, mereka hobinya shopping.
Apa sih sebenarnya bahan baku kristal?
Kristal itu (awalnya) dari batu alam yang disebut crystal light. Warnanya bisa putih bening, putih susu, kehijau-hijauan atau ametis seperti batu pualam yang kita kenal. Itu digosok dan dipotong sebagai streaming lampu hias. Natural crystal bisa kita lihat pada lampu-lampu kristal peninggalan zaman dulu. Kemudian dalam perkembangannya muncul crystal glass. Ini komposisi pasir silika, kaolin dan bahan-bahan lain ditambah unsur timah hitam (PbO), lalu dipanaskan pada suhu minimal 1000 derajat, di-press dan didinginkan, kemudian di-cutting dan dipoles sehingga menjadi sparkling. Bisa tergores juga. Makin sparkling justru kian mudah tergores karena makin banyak PbO-nya. Kalau PbO-nya banyak kristalnya makin empuk.
Lebih bagus mana natural crystal atau crystal glass?
Sekarang hampir semuanya sudah crystal glass. Natural crystal itu tambangnya sudah menipis, proses pembuatannya juga makan waktu sangat lama. Efek sparkling-nya pun tidak seindah crystal glass. Jadi, kita tidak bisa bilang yang natural crystal kristal asli, crystal glass tidak asli atau imitasi, karena kristal yang kita kenal sekarang itu crystal glass. Memang, harga natural crystal jauh lebih mahal karena sudah menjadi historical crystal, langka sekali. Di pasaran sudah nggak ada. Di show room kita tinggal beberapa.
Untuk produk berbentuk satuan lepas seperti gift, perkakas minum dan makan serta lampu-lampu kecil, produk kristal dijual per item. Sedangkan berupa lampu hias seperti chandelier dijual menurut banyak sulur atau tangan (arm)-nya. Makin banyak arm-nya makin mahal harganya. “Supaya konsumen mudah mengenali atau menghitungnya kita pakai arm sebagai patokan, seperti mobil pakai cc,” ujar Hauw. Para pejabat tinggi masih menjadi konsumen utama produk kristalnya selain pengusaha dan profesional.
Kapan Anda mendirikan Plaza Crystal?
Pertama buka di Kalibata sebagai whole sellers (distributor). Waktu itu belum ada showroom. Kita buka showroom pertama di Jl Panglima Polim, Jakarta Selatan. Kemudian baru di Mas Mansyur.
Kenapa membangun showroom bergaya klasik di Mas Mansyur?
Karena kagum dengan bangunan-bangunan lama di Eropa, saya ingin mewujudkannya di sini. Bahwa, lokasinya di Mas Mansyur supaya mudah dicapai bukan hanya oleh orang Jakarta tapi juga konsumen dari daerah. Jadi, dari bandara mereka bisa langsung ke sini (tanpa harus melalui Jl Jend Sudirman).
Siapa yang merancang?
Master arsitek dan desainer interiornya saya sendiri. Kemudian saya bentuk tim desain interior dan arsitektur. Saya juga undang dua (arsitek) tamu dari Italia, Mr Fransisco dan Roberto, untuk memberikan pengarahan supaya desain interior, hiasan-hiasan cornice-nya benar-benar berdasarkan literatur sehingga dari bentuk proporsional, filosofinya terpenuhi, dan dari sisi penanggalan juga tepat. Arsitektur Eropa kan ada tahap-tahap perkembangannya.
Kalangan seperti apa target pasar Plaza Crystal?
Semua orang Indonesia yang ingin kehidupannya satu level lebih baik. Masalah mereka mampunya berapa bisa kita bicarakan. Kalau bicara Swarovski jelas mahal. Kita bisa tawarkan Bohemia atau Versailles. Itu harganya sedang.
Dari mana saya tahu yang dijual memang kristal?
Crystal glass itu kualitasnya banyak sekali. Bahkan, banyak yang palsu, dari plastik, akrilik, gelas, gelas dicampur timah hitam dan lain-lain. Yang crystal glass betulan pun kadar PbO-nya macam-macam, mulai dari 0 sampai 35 persen. Sebab itu saya selalu menganjurkan beli di toko yang punya reputasi. Jadi, jangan beli di sembarang tempat, beli di Plaza Crystal, ha..ha..ha. Produk kita jaminannya seumur hidup. Tidak akan memudar, tetap sparkling. Soal pecah itu kan masalah perawatan. Semua produk ada spare part dan maintenance-nya. Kita selalu jual dalam paket karena Mercedes juga jual mobil berikut after sales service. Jadi kalau ada yang rusak Anda tinggal bawa ke sini. Dua tahun pertama maintenance-nya free, setelah itu baru bayar. Beli di tempat lain kadang mereka cuma pedagang. Beli satu dua lampu terus digantung di tokonya. Jadi, belum tentu ada spare part dan perawatannya.
Bisa dibersihkan sendiri pakai air?
Paling enak panggil ahli dari Plaza Crystal. Tapi, kalau mau bersihkan sendiri saya menyarankan, pakai cairan yang senetral mungkin. Kalau pakai air, ya air dari botol (kemasan). Air dari sumur atau ledeng sering mengandung banyak asam atau kaporit.
Apa menariknya lampu kristal dibanding lampu biasa?
Saya beri ilustrasi. Beberapa teman menjual rumah. Rumah itu dia jual sudah tanpa furniture tapi masih digantungi beberapa lampu kristal. Pasti laku. Karena lampu kristal itu simbol status. Begitu melihat lampu kristal itu, calon pembeli merasa, oh iya, ini rumah kualitasnya bagus, bahan-bahannya bagus, berkelas. Jadi, rumah yang tadinya hanya Rp600 juta bisa dia jual Rp750 juta. Padahal, dia hanya gantungin lampu kristal tiga biji seharga Rp15 juta. Itulah istimewanya lampu kristal.
Menurut Hauw, kristal memiliki banyak aura positif. Dari sisi hong shui misalnya, kristal membawa keberuntungan pada rumah. Sedangkan dari sisi investasi kristal memberi nilai tambah karena sifat-sifatnya yang positif. “Satu, dia memancarkan aura yang cerah, bright sekaligus warm (hangat). Dua, dia memberikan energi. Seperti gaya tarik bumi, orang tidak melihat pengaruhnya tapi ternyata kita semua terpengaruh,” jelasnya.
Lampu kristal itu lebih sebagai dekorasi atau lighting?
Yang namanya (lampu hias seperti) chandelier aspek utamanya dekorasi. Beda dengan lighting yang pertama-tama berfungsi sebagai penerang. Jadi, (lampu dekoratif itu) harus memberikan additional value berupa keindahan, baru fungsi penerang. Dalam sehari kita hanya menyalakannya tiga jam. Dari magrib sampai jam sembilan malam. Habis itu orang sudah tidur. Namun, saat tidak menyala lampu harus tetap indah, enak dilihat. Di situlah pentingnya memilih kristal yang baik, karena dalam keadaan tidak menyala pun dia tampak indah. Kalau yang nggak bagus, di toko digedein watnya, dibuat lebih terang supaya kelihatan keren. Begitu sampai di rumah, lo kok nggak sebagus kayak di toko? Lampu kristal dari Plaza Crystal sebaliknya. Sampai di rumah justru makin keren. Kenapa? Karena di sini banyak kompetitornya. Sedangkan di rumah lampu itu sendirian. Jadi, dia kelihatan paling bagus.
Perlu bohlam tersendiri?
Untuk lampu kristal ada pilihan clear bohlam, clear balm, clear milky. Tentunya yang clear lebih sparkling. Hanya lebih silau. Kalau yang milky lebih soft. Untuk ruang makan mungkin yang milky pilihannya. Tapi, kalau di void atau yang nggak sejajar mata lebih baik yang clear. Bisa juga (cahaya lampu kristal) dari bohlam di luarnya seperti dari ceiling. Untuk itu kita bikin crystal plate atau lighting plan-nya, baru kristalnya main-main di sekitarnya. Jadi, yang modern konsepnya belum tentu pakai bohlam. Saya bisa membuat lampu dengan cahaya dari atas yang memunculkan bayangan seperti rajawali di bawah, bentuk kuda, naga dan lain-lain.
Lampu kristal lebih cocok dengan ruang bergaya klasik?
Sekarang lebih netral dan bebas. Lampu-lampu kita cocok juga untuk ruang art deco. Bahkan, kini tersedia koleksi untuk rumah modern dengan model kotak, prismatis, spiral dan lain-lain. Desainnya sudah nggak pakai arm lagi. Saya juga mengembangkan bersama Swarovski yang namanya customized your chandelier or lighting with Swarovski or Plaza Crystal. Klien tinggal datang, kasi tahu ruangannya seperti apa, furniture yang dipakai seperti apa, lalu inginnya lampu seperti apa. Saya akan rancangkan. Desain itu saya kirim ke Swarovski. Mereka akan membuat dan men-set up-nya, kemudian dikirim ke sini secara knock down. Kita yang merangkai. Kalau urgen proses order sampai delivery bisa 30 hari, kalau standar tiga bulan.
Ruang seperti apa yang Anda sarankan pakai lampu kristal?
Semua ruang.
Termasuk kamar tidur?
Iya, kalau Anda raja. Anda kalau masuk ke ruang tidur Napoleon ada kristalnya, ha..ha..ha.
Bagaimana dengan ruang makan?
Harus. Anda suka makanan apa? Sayur lodeh? Kalau ada lampu kristal di atas meja makan, sayur lodehnya jadi lebih enak, ha..ha..ha. Orang makan zaman sekarang bukan hanya mulutnya yang makan, tapi juga matanya. Mandi juga begitu. Bukan masalah ke belakangnya tapi convenien-nya. Makanya sekarang di kamar mandi ada TV, ada yang pakai emas.
Menawarkan jasa desain juga?
Kita full service mulai dari interior design, arsitektur, lighting sampai manufacturing furniture selain kristal. Supaya produk-produk kita benar-benar terlihat istimewanya. Jasa desain kita juga satu paket. Caranya kalau konsumen beli mereka dapat voucher point. Poinnya bisa buat beli kristal lagi atau jasa interior dan servis lampu.
Di jagat bisnis kristal Indonesia posisi Plaza Crystal ada di mana?
Ada nggak yang Anda lihat sebesar Plaza Crystal? Jadi, boleh dibilang kita yang terbesar. Dan, kita maunya hanya satu. Kenapa? Karena customer di luar kota juga maunya datang dan melihat di sini lengkap. Mereka nggak mau lihat sedikit di kotanya. Untuk beli barang kayak gini dia layak terbang ke Jakarta. Ini barang berkelas.
Sejak otonomi daerah banyak konsumen dari daerah?
Banyak juga. Bahkan, kadang mereka adu gengsi. Kalau ke sini mereka nanya, ada yang lebih mahal nggak?
Oh ya, apakah Indonesia tidak bisa memproduksi kristal?
Ini tidak seperti kita membeli duren. Kalau di sana ada, kenapa di sini nggak ada. Orang membeli kristal itu membeli kebanggaan, sejarah, brand, baru fungsi (penerangan)-nya. Jadi, kalaupun kita bisa (membuat kristal) kita tidak bisa menghadirkan hal-hal itu.