Pembangunan Orchard Park Batam Dimulai

Orchard Park Batam (OPB), proyek superblok yang dikembangkan PT Dimas Pratama Indah (Agung Podomoro Group) di Kota Batam, Kepulauan Riau, mulai dibangun. Prosesi pembangunan itu ditandai dengan groundbreaking yang berlangsung pada 21 Juni 2014. OPB mulai dipasarkan pada awal 2014, hingga saat ini sudah terjual sebanyak 500 rumah senilai Rp650 miliar.
Selain hunian di dalam kawasan terpadu seluas 42 ha itu akan dibangun fasilitas komersial, pusat perbelanjaan, kuliner, dan kafe. “Konsepnya one stop living, di sini kami akan mengembangkan tempat hangout dengan nuansa seperti di Singapura, karena Batam itu seperti terasnya Singapura,,” ujar Tedi Guswara, Marketing Manager OPB dalam siaran pers yang diterima housing-estate.com di Jakarta, Senin (23/6).
OPB dikembangkan dalam enam klaster dengan rumah sebanyak 1.100 unit. Selain itu juga akan dibangun 140 unit Orchard Walk (shop house), dan 100 unit apartemen. Tiga klaster sudah dipasarkan, yaitu Vitis, Citrus, dan Carica. Selain itu juga akan dipasarkan klaster hunian menengah atas Persea (100 unit) yang menyediakan rumah tipe 200/200 m2 dan klaster Durio dengan pilihan 90/85 dan 112/126. Harga rumah di OPB berkisar Rp700 juta – Rp2,5 miliar per unit.
Dari 42 ha area yang dikembangkan 60 persen. Kawasan tidak terbangun dijadikan area terbuka, taman bersama, dan infrastruktur. Utilitas perumahan berada di bawah tanah dan menerapkan solar panel lighting system sehingga tidak 100 persen bergantung pada listrik PLN.
OPB dikembangkan di Jl Engku Putri, dekat dengan pusat pemerintah Kota Batam di Batam Center. Menuju ke pelabuhan internasional Batam Center kurang dari 10 menit dan sekitar 15 menit ke Bandara Internasional Hang Nadim. “Pasarnya sangat potensial karena sekitar 350 ribu warga Singapura dan 500 ribu WNI setiap bulan secara rutin berkunjung ke Batam,” ujar Tedi.
Pengembangan proyek ini, imbuh Tedi, salah satu antisipasi terhadap pasar bebas Asean yang akan berlaku mulai tahun depan. Berlakunya pasar bebas Asean akan membuka peluang orang asing terutama dari Singapura dan Malaysia bebas bekerja di Batam. Mereka butuh hunian dan dengan daya beli tinggi kehadiran mereka akan mendorong kenaikan harga properti di kawasan. Yudis