HousingEstate, Jakarta - Target Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk meniadakan seluruh kawasan kumuh di Indonesia hingga lima tahun mendatang dinilai ambisius. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019, Kementerian PU memasang target pencapaian yang disebut 100-0-100. Maksud dari 100-0-100 itu adalah target 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.
Antonius Budiono, Direktur Bina Program Ditjen Cipta Karya, mengakui target tersebut terlampau ambisius. Kendati demikian dengan perencanaan dan pengendalian yang baik ia optimis target tersebut dapat tercapai. “Kondisi saat ini untuk akses air minum mencapai 67 persen, akses sanitasi 60 persen, dan masih menyisakan 12 persen kawasan permukiman kumuh,” kataAntonius pada rapat koordinasi satuan kerja bidang Cipta Karya di Denpasar, pertengahan pekan ini.
Tantangan untuk mencapai target itu kian berat karena adanya pemotongan anggaran di semua kementrian termasuk PU. Untuk Direktorat Cipta Karya anggaran 2014 yang dipotong sebesar Rp2,9 triliun dari alokasi anggaran Rp17 triliun.
Untuk itu Ditjen Cipta Karya akan mencari sumber pendanaan dari luar APBN. Salah satunya melalui program corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta maupun pengelolaan yang lebih baik untuk aset barang milik negara selain hal lainnya. Menurut Antonius, pihaknya dituntut untuk meningkatkan target pencapaian 6-7 persen per tahun di bidang air minum dan sanitasi dari rata -rata 3 persen per tahun yang berjalan selama 25 tahun sebelumnya. Yudis