HousingEstate, Jakarta - Merancang kamar anak tanpa bantuan desainer interior bisa gampang-gampang susah. Sebagai orang tua mungkin kita sudah punya bayangan desain kamar anak yang cocok. Apalagi bagi yang gemar mendatangi showroom perabot atau pernak-pernik anak, merancang kamar anak terkesan mudah. Padahal, mendesain kamar anak balita dan anak usia sekolah dasar perlu kecermatan ekstra terutama menyangkut keamanan dan kenyamanannya.
“Kamar anak tidak perlu mewah tapi harus ideal, sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanannya,” kata Adi Astuti E Irawan, desainer interior dari PT Garis Design Selaras (Jakarta). Memastikan keamanan dan kesehatan kamar anak bisa dimulai dari pemilihan material, penataan interior, dan pemilihan perabot/aksesoris yang tidak menggangu kesehatan atau mencelakakannya. Tema desain ruang berikut aksen warna dan model perabotnya bisa diadopsi belakangan. Tips Adi Astuti di bawah ini mungkin bisa disimak. | Amalia M Roozanty
Alur Ruang Efektif
Sebelum memikirkan tema interior dan tetek bengeknya, pastikan dulu ukuran dan lokasi kamar. Kamar 3 x 3 m2 cukup ideal untuk balita dan anak usia sekolah dasar. Hindari lokasi kamar dekat dapur dan dekat jalan umum di depan rumah.Penataan kamar memperhatikan alur ruang. Jika luas ruang memadai, bagi ruang tanpa sekat untuk kegiatan tidur, belajar, dan bermain secara efektif. Lalu lintas ruang juga jangan luput dari perhatian. Karena anak kecil tergolong aktif terutama balita, pastikan kabel-kabel tidak berseliweran di lantai dan pakai stop kontak tertutup.
Khusus kamar bayi, siapkan kamar yang pas, tidak terlalu sempit atau terlalu luas. Bila memakai jasa pengasuh, perhatikan juga ruang geraknya. Ruangan harus selalu steril dengan fasilitas penyerapan air agar kamar tidak lembab. Gunakan exhaust fan.
Layout kamar harus dilengkapi sirkulasi udara silang agar ada pertukaran udara panas dan segar di luar. Pencahayaan kamar sebaiknya memanfaatkan penerangan alami untuk menghangatkan bayi. Tapi, pastikan sinar matahari tidak langsung mengarah ke bayi, begitu pula cahaya lampu pada malam hari.
Material & Bentuk Perabot

Material perabot dan elemen interior berkaitan dengan pelapis (finishing) dan cat dinding. Jika ingin membuat perabot sendiri (memesan kepada pembuat perabot), pastikan material dan cat pelapisnya dari bahan yang aman dan ramah lingkungan. Di pasaran sudah banyak pelapis melamik atau duco yang tidak berbau dan bebas formaldehyde.
Begitu pun cat dinding, pilih yang sudah dilengkapi emisi pelarut organik rendah VOC (volatile organic compound). Sekarang sudah ada cat yang aman disentuh anak dan mudah dibersihkan. Sementara perabot dan aksesoris pastikan tidak memiliki sudut dan bidang tajam. Cari perabot dengan ujung membulat, tarikan laci (knob) tidak menonjol, dan tidak terbuat dari bahan yang mudah berkarat. Ada baiknya memilih kursi dengan balutan kain dan bantalan empuk. Ranjang tidurnya rendah, jendela berteralis atau berkisi-kisi agar anak tidak memanjat keluar. Jika kamar harus berkarpet, pastikan menggunakan karpet dengan bulu-bulu yang tidak mudah copot seperti karpet berbahan polypropelene, terlebih bagi anak yang alergi. Hindari karpet akrilik dan viscose.
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.