HousingEstate, Jakarta - Seperti bangunan, taman pun memiliki gaya desain tersendiri. Jadi, kita bisa menyesuaikan dengan selera, kemampuan, dan gaya bangunan. Menurut Triyono Notokusumo, Direktur PT Flora Estetika Purnama, landscape architect yang juga Sekjen Asosiasi Kontraktor Lansekap Indonesia (Aklani) di Jakarta, konsep awal taman adalah pekarangan di rumah yang memiliki manfaat tersendiri. “Jadi, ada fungsi estetis dan fungsional seperti untuk keindahan, ketenangan, dan lain-lain,” ujarnya. Seiring perkembangan desain, taman pun berkembang dengan aneka desain untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan selera. Tentu lebih baik kalau desain taman satu tone dengan bangunan rumah, karena taman juga merupakan penguat karakter pemilik rumah.

Taman Tropis

Bagus tidaknya sebuah taman sebenarnya bergantung pada iklim setempat. Jadi, di Indonesia yang tropis yang hanya mengenal dua musim, yang cocok sebenarnya taman tropis. Ciri taman tropis adalah multi color yang membutuhkan jenis tanaman beragam yang diatur dengan komposisi tertentu sehingga tampil estetis. Secara tampilan, taman tropis lebih rimbun dan berkesan acak-acakan. Penataannya diarahkan untuk tampil natural dengan adanya sedikit lumut dan pepohonan yang rimbun. Kita bisa atur penataan pohon dengan lebih bebas, misalnya bersusun silang, berundak, untuk membuat tampilan yang lebih teduh. “Taman tropis itu eksis lebih lama, tidak lekang, tapi maintenance-nya harus lebih rajin agar tidak tampak kumuh,” kata Triyono.

Taman Minimalis.

taman minimalis

Ini kebalikan dari taman tropis. Konsepnya seperti taman kering (dry garden) yang sudah diulas di HousingEstate edisi Januari 2012. Taman ini banyak memanfaatkan unsur hardscape seperti pasir dan bebatuan dengan arah desain lebih banyak mengikuti orientasi arsitektur bangunan. “Yang ingin ditonjolkan itu dominasi bangunannya sehingga garden-nya menyesuaikan. Dirancang agar titik-titik menarik bangunan tidak tertutupi oleh taman,” kata Triyono.

Karena itu taman minimalis tidak mempunyai komposisi yang berat, hanya merupakan hamparan rumput dengan dominasi satu jenis pohon. Karena hanya ada satu jenis pohon, pilih tanaman yang kuat secara estetika seperti kamboja yang bonggolnya besar. Dengan begitu tampilan solonya menjadi menarik. Minimalist garden lebih mudah perawatannya, hanya perlu pemangkasan rumput dan pohon selain penyiraman rutin. Saat ini taman minimalis sedang tren di perkotaan selain vertical garden yang diadakan untuk memenuhi kekurangan hijau di unsur bangunan akibat tidak adanya lagi lahan untuk taman.

Taman Jepang 

taman jepang

Selain musim, taman juga terpengaruh dengan unsur budaya di suatu tempat. Di Jepang ada budaya minum teh sehingga taman yang disebut juga zen garden itu aslinya sangat penuh makna baik jenis tanaman maupun aksesorinya. Semuanya punya arti dan filosofinya sendiri yang kemudian berkembang dan diadopsi di seluruh dunia.

Menurut Fathul Maki, Marketing Manager PT Istana Alam Dewi Tara, kontraktor taman di bilangan Depok-Jawa Barat, ciri zen garden mirip dengan taman kering, lebih banyak unsur batu dan pasir. “Ciri khasnya tanaman bonsai, yaitu tanaman yang dikerdilkan melalui pruning (pemangkasan) atau wearing (dikawat) dengan bentuk seperti dari alam,” ujarnya.

Pemilihan bonsainya sendiri bisa dari jenis beringin, cemara udang, asem, lohansung (podocarpus), phusu, dan lain-lain. Bisa juga ditambahkan unsur air seperti kolam atau pancuran sekitar 25 persen dari luasan taman atau sesuai selera untuk membuat tampilan taman lebih natural.

Taman Bali

fr taman minimalis

Saking populernya Bali, gaya tamannya pun diistilahkan tersendiri dengan penyebutan Taman Bali. Ciri utamanya menggunakan kain bercorak kotakkotak seperti papan catur untuk membungkus batang pohon. “Filosofi dari kain kotak-kota tersebut agar antara perasaan, omongan, dan tindakan itu serupa, nggak munafik,” ujar Fathul.

Taman Bali juga populer karena sesuai dengan kulturnya yang menyertakan bunga-bunga di setiap acara budaya dan keagamaannya. Makanya masyarakat Bali seperti wajib menanam pohon karena membutuhkan bunga-bunga untuk acara-acara budaya dan agamanya. Budaya itu membuat taman atau pekarangan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup mereka.

Untuk gaya desainnya Taman Bali seperti taman tropis yang berisi aneka tanaman sehingga tampilannya lebih rimbun. Jenis-jenis pohonnya seperti plumeria, pisang-pisangan, philodendron, atau sansivera sebagai center view, kemudiaan agave (perdu), serta unsur bunga seperti tabarnae, soka, dan lain-lain yang menjadi semacam border bagi pohonnya, selain rumput sebagai hamparan. Bagus juga diberi aksen bebatuan 2-3 buah yang cukup besar.

Taman Hutan

taman hutan

Disebut juga rural garden dengan menggunakan jenisjenis tanaman hutan yang besar-besar. Taman hutan lebih cocok diterapkan pada taman kota karena sangat bagus untuk menyerap polusi dari kendaraan dan menurunkan iklim mikro di area tersebut. Bisa diterapkan di rumah tapi membutuhkan area yang luas.

Taman Bambu

taman bambu

Yang masih belum dieskplorasi lebih dalam adalah taman bambu. Bambu merupakan tanaman yang tumbuh relatif cepat dan Indonesia merupakan negara dengan spesies bambu terbanyak di dunia. Cocok digunakan untuk taman belakang atau inner court. “Tanaman di Indonesia itu sangat banyak dan semuanya bermanfaat, sayangnya eksplorasinya kurang. Sereh misalnya, itu bisa untuk anti nyamuk, makanya orang Bali banyak yang tanam,” kata Triyono.

Sumber: Majalah HousingEstate

Dapatkan Majalah HousingEstate di toko buku atau agen terdekat. (Lihat: Daftar Retailer) atau Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.