HousingEstate, Jakarta - Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku efektif tahun 2015 akan membuat arus barang dan jasa antarnegara Asean bebas masuk tanpa batasan. Hal ini akan menjadi masalah apabila negara anggota tidak siap menghadapi pasar bersama ini. Menurut Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, Indonesia termasuk yang akan menghadapi masalah serius karena secara infrastruktur tidak siap.
Untuk mengurangi hambatan infrastruktur itu ALFI memperkenalkan konsep Indonesia Transport Supply Chain & Logistic (ITSCL) dan Intralogistic Indonesia (ILI). ALFI juga menyiapkan sejumlah logistik nasional untuk melakukan penetrasi ke kawasan ASEAN dan mengidentifikasi perusahaan yang memiliki sumber daya tinggi untuk bersaing di pasar bebas ASEAN.
“ITSCL dan ILI ini sebagai langkah awal penting untuk mereformasi logistik di Indonesia dan menyongsong pasar bebas ASEAN,” kata Yukki saat mengenalkan konsep ITSCL dan ILI di Jakarta, Selasa (21/10).
ITSCL dan ILI didukung beberapa asosiasi, seperti Asperindo, INSA, GPEI, Gapmmi, dan beberapa lainnya. Dukungan juga datang dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian PPN.
Yukki mengharapkan dengan adanya kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan pemerintah, industri logistik dan supply chain di Indonesia dapat melakukan reformasi. ITSCL dan ILI diharapkan menjadi jembatan untuk membawa semua mitra secara bersama-sama dalam platform tunggal sehingga bisa bersaing di kawasan Asean.