Selasa, September 30, 2025
HomeBerita PropertiHarga Makin Menggila, Rumah Sekitar Pondok Indah Jadi Favorit

Harga Makin Menggila, Rumah Sekitar Pondok Indah Jadi Favorit

Pondok Indah (PI) di Jakarta Selatan sudah berkembang menjadi simbol kawasan elit di Jakarta. Di kawasan seluas 460 ha ini sudah tidak ada lagi pengembangan rumah baru sehingga transaksi properti di sini hanya rumah seken.

Hanya saja, menurut Abed Tam, Marketing Associate Century21 Gracia, perusahaan broker properti di Jl Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan, penawaran rumah seken di PI sudah tidak masuk akal. “Harganya nggak masuk akal, orang jualnya suka-suka aja walaupun pemintanya selalu ada. Tapi pembelinya khusus, orang yang memang cari style, karena kalau sekadar cari hunian, di sekitaran PI masih banyak yang lebih murah dan bagus juga,” ujarnya kepada housing-estate.com, Rabu (24/12).

Rumah di Pondok Indah
Rumah di Pondok Indah

Harga rumah di PI, lanjut Abed, dimulai dengan harga rata-rata Rp15 miliar-Rp30 miliar. Bila merujuk ke nilai jual obyek pajak (NJOP) di PI yang berkisar Rp27 juta-Rp35 juta/m2, harga jual rata-ratanya menjadi Rp50 juta-Rp80 juta/m2. Hal ini mendorong daerah pinggiran PI harganya juga ikut naik.

“Sekarang harga rumah di pinggiran PI yang di bawah Rp7 miliar paling banyak dicari. Begitu pula di daerah Praja Dalam, kalau untuk hunian di sini juga sudah enak banget dan harganya lebih murah. Tapi kalau di PI orang cari keamanan, prestise, biar harga nggak masuk akal transaksi tetap ada aja,” imbuhnya.

Makanya ketika PI mengeluarkan produk apartemen beberapa waktu lalu juga langsung diserap pasar. Abed menyebut pembeli apartemen sampai waiting list karena selama ini PI paling belakangan melansir produk apartemen, dan terbukti langsung booming ketika produknya dikeluarkan.

Hanya saja dengan kondisi harga yang sudah di luar kewajaran, Abed juga mengkhawatirkan kondisinya akan jatuh seperti pasar properti di Cina. Di sana banyak kelebihan hunian apartemen karena dijadikan instrumen investasi. “Kalau di sini kekurangan (backlog) rumah sampai 15 juta, di Cina ada kelebihan rumah sampai 15 juta. Takutnya di sini nggak bisa lagi untuk investasi karena harga sudah terlalu tinggi,” tandasnya.

Berita Terkait

Ekonomi

Di Tengah Gejolak Ekonomi, Masyarakat Punya Kebiasaan Bagus Untuk “Win This Economy”

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia...

Bank Mandiri: Pertumbuhan Penjualan Eceran Melambat

Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan kinerja penjualan eceran diperkirakan...

Premi Risiko Investasi RI Naik Tajam, Modal Asing Masih Terus Keluar

Premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia...

Berita Terkini