HousingEstate, Jakarta - Sosiolog Imam B Prasodjo (52) memprediksi, ada empat gelombang besar yang akan memengaruhi strategi dan konsep desain pengembangan perumahan. Pertama, munculnya kesadaran pentingnya human well being yang tumbuh bersama ecosystem well being. Intinya, rumah harus terintegrasi dengan ekosistem. Kedua, rumah mampu mewadahi gaya hidup permaculture seperti gerakan menghijaukan kembali kota dengan pertanian.

“Tren dunia, rumah beradaptasi dengan lingkungannya, bukan lingkungannya yang diubah,” katanya dalam talkshow Rakernas REI 2012 bertajuk “Rumah Untuk Semua” di Jakarta, awal Desember. Gelombang ketiga, berkembangnya masyarakat jejaring (network society). Jika rumah pada masyarakat pertanian besar-besar, di era masyarakat jejaring kecil saja tapi memiliki koneksi (wifi).

“Rumah gede nggak ada wifi-nya akan termarjinalkan. Perumahan yang tidak ada koneksi wifi juga bisa dianggap tidak ramah lingkungan. Bagi masyarakat jejaring yang penting punya koneksi yang kuat. Ada koneksi tapi lambat juga terbelakang,” kata dosen FISIP UI itu. Gelombang keempat adalah globalisasi yang menciptakan unified effect, penyeragaman. Menurutnya, pengembang harus berpikir berbeda mencari keunikan dengan menerapkan transdisiplin design. Developer harus belajar ilmu-ilmu lain, tidak hanya berguru pada arsitek dan insinyur sipil, tapi juga antropolog dan ahli sejarah untuk mengetahui desain yang pas untuk lingkungan tertentu. “Pengembang jangan cuma jadi follower, bahkan membuat kuburan saja diikuti,” katanya.

Sumber: Majalah HousingEstate

Dapatkan Majalah HousingEstate di toko buku atau agen terdekat. (Lihat: Daftar Retailer) atau Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.