Pengembang Lirik Kota Lapis Kedua

Pertumbuhan ekonomi, perubahan demografis, dan pembangunan infrastruktur mengubah banyak kota-kota kecil khususnya di negara berkembang menjadi kian kompetitif dan menjadi magnet baru bagi kalangan investor. Perkembangan ini menarik kalangan developer untuk mengembangkan berbagai jenis properti di kota-kota itu. Di kota lapis kedua proyeksi keuntungannya juga menjanjikan karena biayanya lebih murah, efisien, dan ongkos tenaga kerja lebih rendah. Selain itu tingkat persaingan tidak seketat di kota besar.

Tren ini dapat disaksikan di Karawang dan Bekasi, Jawa Barat. Di sini pembangunan perumahan, hotel, kondotel, mal, dan kawasan niaga cukup semarak. Demikian juga Serpong, Tangerang, Banten, kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan baru di barat Jakarta.
“Harga lahan dan biaya di kota lapis kedua lebih murah, sementara permintaannya sangat besar. Yang tertarik bukan hanya end user, tapi para profesional dan investor,” ujar Kian Moini, Co Founder & Managing Director portal Lamudi dalam siaran pers yang diterima housing-estate.com, Jumat (19/6).
Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi hampir di seluruh kota-kota berkembang di seluruh dunia seperti di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Khusus untuk kawasan Bekasi dan Karawang, cepatnya industri properti berkembang karena didorong pembangunan manufaktur.
“Di kota-kota lapis kedua jumlah pekerja muda sangat besar, mereka ini berkontribusi sangat signifikan terhadap belanja barang. Mereka juga sangat antusias menghabiskan waktu dan uangnya untuk lifestyle,” imbuhnya.