Minggu, September 7, 2025
HomeBerita PropertiPengembang Berbeda Melihat Potensi Pasar Properti Asing

Pengembang Berbeda Melihat Potensi Pasar Properti Asing

Lampu hijau dari pemerintah tentang kepemilikan property oleh orang asing disambut gegap gempita sebagian pengembang. Mereka menilai beleid ini berpotensi mendatangkan pendapatan cukup besar bagi negara. Menurut anggota Dewan Kehormatan Realestat Indonesia (REI) Enggartiasto Lukito, kebijakan ini berpotensi menarik modal masuk (capital inflow) sebesar Rp100 triliun.

Enggartiasto Lukita
Enggartiasto Lukita

“Dari Rp100 triliun ini ada banyak pajak yang bisa di-collect pemerintah, dari pajak penghasilan dan barang mewah (PPnBM) saja pemerintah dapat penerimaan langsung sebesar Rp40 triliun. Selain itu bangunan apartemen itu 70 persennya biaya untuk building material, artinya ada 10 persen lagi pajak yang didapat pemerintah dari penjualan material, belum pajak dari tenaga kerja, jadi ini akan menggairahkan sektor terkait,” ujar Enggar kepada pers di Jakarta, Rabu (8/7).

Karena itu, lanjut Enggar, soal kepemilikan properti untuk asing ini jangan dibenturkan dengan program sejuta rumah karena ini merupakan dua hal yang berbeda. Ia menjamin harga lahan tidak akan melonjak karena kebijakan ini karena setiap segmen punya pasar masing-masing. Ia menyarankan pemerintah membuat zoning di mana saja lokasi-lokasi  untuk dibangun rumah murah bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rumah seperti ini dibangun tidak perlu dengan jalan bulevar cukup dengan jalan kecil sehingga tidak akan menjadikan kawasannya menjadi lahan untuk spekulasi.

“Apartemen untuk orang asing sebaiknya dibangun di kawasan bisnis (CBD) atau kawasan komersial yang harganya mahal. Jadi tidak perlu dibenturkan antara asing dan rumah murah,” tegasnya.

Pandangan berbeda disampaikan Direktur Utama PT Metropolitan Land Tbk (Metland), Nanda Widya. Ia menilai dibukanya pasar properti untuk orang asing tidak akan langsung membuat sektor properti kembali bergairah. Karena itu pengembang jangan terlalu gembira karena efeknya tidak sebesar yang dibayangkan. “Saya yakin tidak akan signifikan, apalagi dengan situasi Indonesia saat ini, asing juga bakal berpikir berulang-ulang untuk membeli. Apa ada kelebihan properti kita untuk mereka?” ujar Nanda di Jakarta, Selasa (7/7).

Menurut Nanda,  peraturan yang berlaku di Indonesia tidak cukup menarik bagi orang asing. Selain itu  daya tarik kota-kota di Indonesia tidak seperti negara lain. Ini berbeda dengan Australia, banyak orang tua di Indonesia membeli apartemen di negara itu untuk tempat tinggal anaknya yang sekolah atau kuliah di sana.

Sementara orang asing di Indonesia umumnya berbisnis. Mereka lebih senang dan menguntungkan dengan menyewa apartemen, bukan membeli. Kota yang menjadi tujuan orang asing juga sangat terbatas di Jakarta dan Bali.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini