Lukisan Minimalis Suprobo

Lukisan makin lazim mengisi interior rumah kaum menengah dan menengah atas urban. Selain pajangan, lukisan itu juga investasi sekaligus gengsi. “Menjadi simbol status dan menaikkan prestise pemilik rumah,” kata Suprobo, pelukis beraliran realis yang karyanya mudah dicerna dan banyak dikoleksi kaum urban.
Suprobo banyak menampilkan obyek lukisan manusia, terutama remaja dan anak-anak, dalam berbagai polah di atas kanvas besar yang menyisakan bidang kosong luas melingkupi obyeknya. “Dengan bidang kosong yang luas itu, perhatian orang jadi terfokus pada obyek lukisan. Kekosongan itu juga membuat obyek seakan mengambang dan terlihat lebih unik,” jelasnya. Tentang obyek karyanya yang selalu orang, wabil khusus remaja, karena ia menilai tingkah polah mereka punya nilai artistik.
Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 10 Februari 1958 ini, mengatakan, lukisannya yang minimalis cocok untuk rumah bergaya modern simpel yang saat ini digandrungi orang kota. Orang bisa memajangnya di mana suka. “Tidak harus kayak dulu, lukisan buah di ruang makan, pemandangan di ruang tamu. Selama orangnya suka, sah-sah saja mau naruh lukisan apa di ruang mana. Tinggal disesuaikan dengan (warna) dindingnya,” kata suami Sunarmi ini.
Dari sisi gaya, Probo mirip pelukis Dede Eri Supria. Bedanya yang terakhir banyak mengangkat masalah sosial urban. Saat ini di pasar, lukisan Probo dihargai Rp50–175 juta per buah. Karyanya cepat laku, sehingga pria yang pernah menjadi ilustrator dan desainer grafis di sejumlah majalah ini tidak banyak menyimpan stok lukisan di rumahnya. Berikut beberapa karyanya yang mungkin bisa jadi koleksi anda.







