Senin, September 8, 2025
HomeBahan BangunanAlternatif Penutup Atap Dengan Genteng Aspal

Alternatif Penutup Atap Dengan Genteng Aspal

Bitumen adalah jenis genteng alternatif yang gencar dipasarkan setelah penutup atap berbahan metal dan plastik. Salah satunya Gaf, genteng aspal asal Amerika Serikat yang sudah eksis sejak tahun 1886 dan masuk ke Indonesia sejak tujuh tahun lalu. Menurut Arya Suhendra, Operational Manager PT Gaf Indonesia, distributor Gaf, genteng bitumen lebih fleksibel sehingga bisa mengikuti bentuk atap apapun dengan sudut 10 derajat. Fleksibilitas ini merupakan kelebihan utamanya. Gaf terbuat dari aspal murni dicampur bahan lain seperti serat fiber dan batu alam untuk pewarnaan. Ukurannya 30 x 100 cm/lembar dengan ketebalan 2,5–3 mm. Pemasangan overlapping hingga 60 persen sehingga hanya 14 cm yang terekspos.

genteng aspal

Genteng bitumen lain adalah Bituruv. Ukurannya 28 x 100 cm dengan tebal 2 – 3 mm. “Produk aspal roof ini ekslusif. Diadakan untuk memenuhi selera desain yang kian beragam, seperti atap dengan sudut rendah yang hanya bisa dipenuhi produk ini,” kata kata Anong Riandono, Marketing Manager PT Cerarufindo Primamandiri, produsen genteng keramik lokal Karang Pilang yang mendistribusikan Bituruv. Pemasangan genteng aspal dipaku pada media pendukung seperti triplek atau papan GRC yang dipaku atau di-screw ke rangka kayu atau baja ringan. Tebal papan pendukung tidak boleh kurang dari 9 mm dengan jarak rank 40,6 cm. Bila memakai triplek, tebalnya 12 mm dengan jarak rank hingga 61 cm.

Gaf memiliki dua tipe: Royal Sovereign dan Timberline HD. Rayal Sovereign terdiri dari lima motif dengan garansi produk 25 tahun seharga Rp200 ribu/m2, Timberline HD empat motif dengan garansi lifetime seharga Rp350 ribu/m2. Sementara Bituruv memiliki motif regular pattern yang polos dan irregular pattern yang berpola mencakup total 10 motif seharga Rp120 – 130 ribu/m2.

Empat musim

Genteng bitumen lahir dari negara empat musim yang sangat berbeda dengan iklim tropis. Jadi, tidak seperti genteng keramik dan beton yang memiliki celah untuk sirkulasi udara, genteng aspal tertutup rapat sehingga ruang di dalam plafon tidak bersirkulasi. Saat cuaca panas atau dingin, udara di antara plafon dan atap mempertahankan suhu panas atau dingin itu. Karena itu selain fleksibel untuk berbagai bentuk atap, genteng ini lebih cocok untuk daerah beriklim dingin.

Selain itu karena harus ditempelkan pada triplek atau papan fiber semen, kadang struktur pendukungnya ini kurang kuat. Saat curah hujan tinggi bisa saja genteng aspal menjadi lembab sehingga tripleknya juga cepat merekah atau pecah. Bila genteng keramik dan beton retak atau pecah lebih mudah terlihat, genteng aspal harus dengan memeriksa material pendukungnya itu.

Kelemahan lain, atap dengan sudut rendah juga lebih berisiko di iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. “Di sini cocoknya sudut atap di atas 30 derajat. Tapi, dengan atap bitumen pilihan atap bentuk atap menjadi lebih beragam untuk menyesuaikan dengan selera konsumen,” kata Anong. Karena itu strategi produsen adalah mengedukasi terus kelebihan produk. “Kami juga menggandeng arsitek dan konsultan (untuk mensosialisasikan desain yang bisa mengadopsinya) dengan harapan nanti mereka menganjurkan penggunaannya kepada kliennya,” kata Arya.

Berita Terkait

Ekonomi

Cadangan Devisa Terus Merosot, Agustus 2025 Berkurang Lagi Jadi USD150,7 Miliar

Cadangan devisa merupakan salah satu instrumen yang menentukan stabilitas...

Menteri Keuangan Diganti, Harga Saham Jatuh

Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati...

Kiprah BSI Dorong Green Zakat, dari Green Building Hingga One Home One Tree

Bank BSI terus mendorong optimalisasi zakat dan pertumbuhan ekonomi...

Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Terus Meningkat Tinggi

Buy now pay later (BNPL) adalah layanan keuangan yang...

Berita Terkini