Harga Properti Didongkrak Tidak Wajar

Melemahnya pasar properti saat ini bukan hanya dampak dari lesunya perekonomian nasional. Situasi saat ini juga disebabkan ulah pengembang yang menggenjot penjualan secara masif dan harga yang didongkrak secara tidak wajar.

“Keadaan sekarang bukan nilai propertinya yang turun tapi karena ini koreksi harga. Di beberapa lokasi di kawasan Jabodetabek yang terjadi adalah over value, makanya terjadi koreksi walaupun nilainya kecil 3-5 persen. Jadi koreksi ini tidak mencerminkan harga pasaran yang jatuh melainkan karena konsumen membeli di atas harga pasarnya,” ujar Direktur Eskekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, di Jakarta, Selasa (22/9).
Kondisi pasar properti sebenarnya mulai bergerak naik khususnya perumahan di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten. Menurut Ali, pada triwulan pertama 2015 mengalami pertumbuhan 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tapi tren positif ini belum mampu mendongkrak pasar properti secara umum.
Ali mengingatkan, merosotnya sektor properti pada titik terendah ini seharusnya menjadi sinyal bagi para pengembang untuk melakukan konsolidasi. Mereka perlu lebih tajam lagi menentukan segmen pasar yang dituju. “Selama ini pengembang terlalu asyik bermain di segmen menengah atas dan melupakan fakta bahwa pasar menengah bawah merupakan segmen yang paling gemuk,” imbuhnya.