HousingEstate, Jakarta - PT Intiland Development Tbk berhasil mempertahankan kinerjanya. Hingga triwulan ketiga 2015 pendapatannya mencapai Rp1,575 triliun. Kinerja ini meningkat 21,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, perolehan penjualan Intiland masih didominasi dari segmen pengembangan mixed use dan highrise project.
“Kontribusi pendapatan terbesar kami disumbang dari penjualan proyek (apartemen) 1Park Avenue, (perkantoran) South Quarter, Serenia Hills di Jakarta Selatan, dan Ngoro Industrial Park Jawa Timur. Kontribusi mixed use dan highrise mencapai 52,4 persen atau Rp824,6 miliar, perumahan 26,6 persen atau Rp418,6 miliar, dan kawasan indusrti 10,7 persen atau Rp168,3 miliar,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima housing-estate.com di Jakarta, Selasa (3/11).
Mayoritas pendapatan didapat dari penjualan proyek (perumahan dan apartemen) sebesar Rp1,42 triliun (89,6%), bukan dari pendapatan berkelanjutan (recurring income). Pendapatan berkelanjutan sebesar 10,4 persen, sekitar Rp163 miliar, yang didapat dari penyewaan ruang perkantoran, lapangan golf, dan sarana olahraga lainnya.
Kendati pendapatan usahanya meningkat laba kotor yang diperoleh justru turun 3,6 persen menjadi Rp665,1 miliar. Hal ini disebabkan belum maksimalnya kontribusi pendapatan dari kawasan industri dan naiknya beban biaya operasional. Selain itu, tantangan sektor properti tahun ini cukup berat seperti faktor perekonomian global, melemahnya kurs rupiah.
“Total laba usaha yang kami raih hingga triwulan ketiga tahun ini mencapai Rp256,8 miliar dengan laba bersih yang tercatat Rp214,9 miliar. Melemahnya nilai tukar rupiah memberikan tekanan bagi kami sehingga terjadi kenaikan biaya konstruksi khususnya untuk apartemen premium,” imbuhnya.