Budaya Bertaman Kalah Jauh Dengan Kegiatan di Mal

Jakarta memiliki 2.500 taman dan akan terus bertambah selain melakukan revitalisasi taman-taman yang sudah ada. Kendati punya taman sebanyak itu budaya beraktifitas di taman dan ruang terbuka masih belum Nampak, kalah jauh dibandingkan dengan aktifitas ke mal. Untuk itu diperlukan perubahan mindset pemerintah dan masyarakat agar fungsi taman bisa lebih dimaksimalkan.
“Taman itu bisa digunakan untuk main musik, teater, pentas seni, jadi nggak perlu di panggung, kita maksimalkan saja taman-taman yang ada,” ujar Koordinator Kemitraan Kota Hijau Nirwono Yoga, kepada housing-estate.com dalam acara gerakan Ayo ke Taman di Taman Gandaria, Jakarta Selatan, Minggu (6/12).
Menurut Nirwono, selama ini Pemrov DKI selalu menggunakan pendekatan proyek terhadap kegiatan yang terkait dengan taman. Selain prosesnya panjang biayanya menjadi besar. Misalnya harus tender, survei, dan lain-lain. Ia mencontohkan ketika Kementerian Pariwisata akan menyelenggarakan festival di Kepulauan Seribu yang membutuhkan anggaran hingga Rp10 miliar.
Pengembangan budaya bertaman cukup dengan kegiatan-kegiatan ringan yang edukatif dengan menggandeng berbagai komunitas. Dengan cara seperti itu akan sangat banyak kegiatan yang bisa dilakukan di taman dengan biaya sangat murah. “Kalau (kegiatan) di 2.500 taman itu diagendakan 360 hari atau setahun nggak cukup, jadi kita punya potensi yang luar biasa tapi tidak kita gunakan,” jelasnya.
Untuk gerakan berkegiatan di taman dapat berjalan efektif sebaiknya kantor dinas terkait dilibatkan. Dinas-dinas tersebut adalah Pertamanan, Pekerjaan Umum untuk fasilitas dan infrastruktur di taman, lalu Dinas Kebersihan untuk fasilitas sampah dan toilet, Perhubungan untuk fasilitas transportasi, dan Pariwisata terkait dengan program-programnya.
“Sebentar lagi kita akan menyelenggarakan Asian Games, akan ada puluhan ribu orang asing datang ke sini, masa mau kita ajak ke mal semua. Harus kita perkenalkan dengan taman, museum, dan ruang-ruang publik di Jakarta. Mereka juga bisa menceritakan budaya bertaman di negara masing-masing untuk pelajaran kita,” tandasnya.
Untuk menghidupkan taman, menurut Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemprov DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati, dibutuhkan peran seluruh masyarakat khususnya mereka yang tinggal di sekitar taman. Ratna menyebutkan Pemprov DKI akan terus memperbanyak dan menambah fasilitas di dalam taman. “Pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) sangat concern dengan taman. Masyarakat (juga harus) memaksimalkan tamannya, ini akan menjadi perhatian pemprov,” imbuhnya.