HousingEstate, Jakarta - Tahun 2015 disebut oleh sejumlah kalangan sebagai periode paling jeblok dalam tiga tahun terakhir. Setelah berada di puncak tahun 2012, sektor properti berangsur-angsur turun dan tahun ini berada di titik terendah. Meski tidak terang-terangan kalangan pengembang mengakui jualannya turun drastic hingga lebih dari 50 persen. Perumahan menengah dan menengah atas paling terpukul. Ini dampak dari kebijakan pembatasan penyaluran KPR melalui kebijakan loan to value (LTV) atau rasio pinjaman dengan aset, yang dikeluarkan BI. Itu ditambah kondisi perekonomian yang melambat dan pengawasan ketat PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi keuangan) terhadap transaksi properti di atas Rp500 juta. Pengawasan ini juga mengarah ke semua sektor dengan nilai transaksi sebesar itu.

Namun di tengah situasi sulit itu ada beberapa perumahan yang kinerjanya cukup baik. Kendati di bawah target tapi penjualannya masih bagus. Di kawasan Jabodetabek ada tiga perumahan yang penjualannya tetap kinclong. Hingga Oktober 2015 ketiganya berhasil menjual ribuan unit rumah. Ada tiga faktor yang menjadi kunci keberhasilan mereka, yaitu harganya relatif terjangkau, kredibilitas pengembang, infrastruktur dan sarana transportasinya bagus. Berikut ini tiga perumahan yang mencatat penjualan cukup bagus sesuai data dari HousingEstate Data Center (HEDC).

Sentraland Paradise (40 ha)

Perumahan ini dikembangkan BSA Land di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.  Sejak dipasarkan 31 Mei 2015 hingga awal November rumah dan rukonya yang terjual 1.400 unit di lima klaster. Perumahan hasil kerjasama BSA Land dengan Perum Perumnas itu  harganya cukup  terjangkau Rp188 – 344 jutaan. Tipe rumahnya terkecil 23/60 , terbesar 45/105.  Karena laris, harganya cepat naik, sehingga pada peluncuran klaster keenam akhir November 2015 tipe terkecil dibandrol Rp230 juta all in (sudah termasuk PPN, BPHTB, biaya Akta Jual Beli, dan bea balik nama).

Handrean Hidayat, Marketing Director BSA Land, menyebutkan, penjualan laris karena lokasi perumahan dekat stasiun Parung Panjang yang disinggahi kereta komuter. “Berangkat dan pulang kerja naik kereta, waktu tempuhnya cepat dan ongkosnya murah,” katanya. Selain itu lokasinya dekat Serpong, Tangerang Selatan, pusat pertumbuhan baru di barat Jakarta yang fasilitasnya komplit. Dengan kereta api menuju Serpong hanya 15 menit. Sementara harga rumah di Serpong sudah mahal, rata-rata di atas Rp700 juta.

Selain kompetitif pengembangan kawasannya cukup bagus, sistem cluster dengan infrastruktur cukup baik, dan jalan lingkungan lebar. Perumahan juga akan dilengkapi wahana rekreasi air bertema atau water theme park seluas satu hektar. Konsumen semakin tertarik karena lokasi perumahan ini tidak terlalu jauh dari rencana tol Serpong-Balaraja.

Laman: 1 2 3