HousingEstate, Jakarta - Apartemen B Residence di Jl Malabar Kota Bogor layak diacungi jempol. Perjalanannya seperti roller coaster, sempat tersuruk sekarang menanjak ke atas. Bahkan pembangunannya sempat terhenti karena protes warga sekitar yang akses jalannya terganggu proyek ini. Proyek ini dilanjutkan lagi setelah PT Propindo Land, pengembangnya, sepakat membangun flay over langsung menuju proyek.
Tidak seperti awal pengembangan, sekarang respon pasar sangat bagus. Dari 554 unit yang dipasarkan saat ini sudah terjual lebih dari 300 unit. Menurut Yan Cahyadi Mulianto, Direktur Propindo Land, lambannya penjualan B Residence saat itu karena kesalahan membaca pasar. Dulu B Residence dirancang sebagai apartemen menengah agak bawah. Padahal lokasinya strategis di tengah kota dekat Kebun Raya, jalan tol, dan terminal Baranangsiang. Dalam beberapa ratus meter terdapat mal, rumah sakit, dan Kampus IPB.
“Dulu segmennya tidak tepat, karena itu konsepnya kami rombak total, sekarang segmennya menengah atas seharga Rp500 juta – Rp1,2 miliar,” ujar Yan kepada housing-estate.com di Jakarta, Jumat (20/5).
Yan optimis seluruh unit hunian yang dipasarkan akan habis akhir tahun ini. Ada dua tipe yang ditawarkan, Studio (24 m2) seharga Rp527 juta (tunai bertahap 12x) dan 2 kamar (48 m2) Rp1,08 miliar. Ia menjanjikan serah terima unit mulai dilakukan akhir tahun 2017. Yan mengaku puas karena investasi cukup besar untuk membangun fly over mendapatkan hasil setimpal. Fly over ini membentang sepanjang 189 meter dari Jl Malabar ke B Residence dengan ROW 9 meter. “Ini apartemen pertama dan satu-satunya di Bogor yang punya akses langsung berupa jalan layang,” imbuhnya.
B Residence menjulang setinggi 18 lantai, 15 lantai di antaranya untuk unit hunian, dengan view Gunung Pangrango, Salak, dan Kebun Raya. Setiap lantai terdiri atas 38 unit. Lantai selebihnya dimanfaatkan untuk fasilitas dan area komersial. Kolam renang ditempatkan di ketinggian 15 meter. Lift-nya lima unit, empat untuk penumpang dan satu service lift.
Prospeknya cukup menjanjikan karena kebutuhan akomodasi di Kota Bogor cukup tinggi. Tingkat hunian hotel berbintang 80 – 90 persen, baik pada hari biasa (week days) maupun week end. Apartemen bisa disewakan harian maupun bulanan. Pengembang siap mengelola apabila pemilik menyerahkan untuk disewakan. Potensi pasarnya antara lain para peneliti yang terlibat penelitian dengan IPB, mahasiswa, dan peserta MICE.