HousingEstate, Jakarta - Bank asal Malaysia, Malayan Banking Bhd. yang lebih dikenal Maybank menjadi pemimpin sindikasi pinjaman dana konstruksi proyek 45 Park Place di New York, AS. Bersama dengan Warba Bank Kuwait dan Intesa Sanpaolo SpA Italia, sindikasi pembiayaan berpola syariah ini memberi pinjaman 174 juta dolar AS atau sekitar Rp2,4 triliun. Tambahan pinjaman sebesar 45 juta dollar juga diberikan MASIC, perusahaan investasi asal Saudi Arabia, yang akan digunakan untuk membangun area mezzanine.
Soho Properties, pengembang apartemen tersebut, harus berjuang selama hampir setahun untuk mencari dana konstruksi. Maklum bank di AS masih ketat dalam memberikan kredit properti, apalagi kelas mewah. Padahal otoritas setempat sudah memberi ijin pembangunan sejak November 2015 dan pemasaran sudah dilakukan sejak September tahun lalu. “Visi kami terhadap lingkungan dan lokasi proyek ini berhasil meyakinkan kepercayaan debitur terhadap pasar,” kata Sharif El-Gamal, pemilik Soho Properties.
Menurut El-Gamal, pasca kasus Lehman, mencari pinjaman ke pasar uang konvensional sangat sulit. Itu sebabnya, Soho mencari di pasar uang yang tidak biasa bagi pasar AS. Apalagi, melihat kondisi politik AS muktahir, menyusul naiknya popularitas Donald Trump yang mencalonkan diri jadi kandidat presiden AS periode mendatang.
Apartemen 45 Park Place lokasinya di lower Manhattan, dekat ground zero atau situs peristiwa 11 September 2001. Gedungnya didesain oleh Michel Abboud dari SOMA Architects, dan denah ruang dalamnya dirancang oleh Ismael Leyva Architects. Akan menjulang setinggi 43 lantai atau 203 meter, sebelumnya didesain setinggi 70 lantai, dan seluruh fasadenya berlapis kaca.
Apartemen mewah ini cuma ada 50 unit, dengan luas 297- 344 m2, dan masing-masing memiliki private lift. Unit-unit tersebut mempunyai jendela setinggi 3,65 meter dengan view ke kawasan Midtown, Hudson River, dan Patung Liberty. Di lantai-lantai tertingginya, unit-unitnya berupa two duplex penthouse. Fasilitasnya sekelas hotel bintang lima, salah satunya kolam renang sepanjang 15 meter. Pembangunan akan dimulai pada awal kuartal ketiga tahun ini dan ditargetkan rampung tahun 2018.
Harga perdananya sebesar 33 ribu dolar AS/m2 atau sekitar Rp440 juta per/m2. Menurut Halstead Property Development Marketing, seperti dikutip dari Bloomberg, harga tersebut 13 persen lebih tinggi darip harga rata-rata apartmen baru. Ini cukup mengejutkan, sebab pasar New York sedang kebanjiran apartemen yang hanya bisa dibeli oleh jutawan dunia.
Tahun ini, menurut Corcoran Sunshine Marketing Group, ada 5.126 unit apartemen baru masuk pasar. Sebanyak 63 persen di antaranya termasuk kategori mewah di atas 25.800 dolar AS/m2 atau Rp351 juta/m2. Padahal penjualan apartemen mewah di Manhattan turun 5 persen dibandingkan tahun lalu. Menurut survei Christie’s hal tersebut karena anjloknya harga minyak dunia dan tidak stabilnya nilai tukar sehingga memotong daya beli investor asing.
Tahun 2010, El-Gamal sempat membuat gempar kota yang berjuluk the big apple ini. Pasalnya, di dekat apartemen ini El-Gamal akan membangun pusat budaya Islam. Rencana pembangunan gedung setinggi 15 lantai ini ditentang warga setempat yang masih trauma dengan peristiwa teror 911. Walau kemudian walikota New York, Michael Bloomberg, mendukungnya, tapi setahun kemudian El-Gamal menangguhkan karena kesulitan pendanaan. El-Gamal kemudian memilih membangun apartemen mewah, sejalan dengan peremajaan kawasan lower Manhattan. Karena sudah mendapat ijin dari walikota, museum budaya Islam dan masjid tetap akan dibangun di sebelah apartemen. Gedung ini didesain oleh arsitek Jean Nouvel dan cuma setinggi tiga lantai.
Sumber: Bloomberg, Financial Times dan the Real Deal