HousingEstate, Jakarta - Akses, infrastruktur, dan fasilitas merupakan tiga faktor yang menentukan tinggi rendahnya harga rumah. Itulah sebabnya rumah di pusat-pusat pertumbuhan, lokasi strategis, dan di tengah kota harganya mahal. Untuk menyiasati agar harganya tetap terjangkau pengembang biasanya mengecilkan ukuran rumah. Tidak sedikit yang menawarkan konsep rumah deret seperti kos-kosan. Konsep seperti ini banyak yang mencari, karena kendati kecil letaknya strategis dan llebih dekat dengan tempat kerja.
Salah satunya Penghulu Residence di Jalan Penghulu III, Jatiwaringin, Bekasi, persis di seberang kantor Koramil dan Puskesmas Jatiwaringin. Letaknya di perbatasan Bekasi dengan Jakarta Timur. Di sini hanya menawarkan 16 unit rumah yang dibangun di atas lahan seluas 2.000 meter persegi. Bangunannya ekstra kecil tipe 21/25-31/35 seharga Rp175 juta-Rp275 juta. Rumah yang dipasarkan tinggal enam unit, empat di antaranya ready stock.
“Jalan masuknya selebar dua meterm sehingga hanya bisa dilewati motor, jadi konsepnya memang seperti kontrakan, ini supaya harga yang ditawarkan bisa terjangkau tapi kita memiliki hunian di pusat kota yang fasilitasnya sudah lengkap,” ujar Dandy, staf pemasaran Penghulu Residence kepada housing-estate.com, Rabu (20/7).
Penghulu Residence dekat dengan beragam fasilitas dan hanya 50 meter dari Jalan Jatiwaringin Raya. Ke ke Pasar Pondok Gede, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan jalan tol JORR, Jagorawi, Jakarta-Cikampek) cukup dekat. “Ini menjadi alternatif hunian di kota, mana ada rumah Rp100 jutaan di lokasi seperti ini. Nanti kalau sudah punya dana mencukupi bisa membeli hunian lebih besar di lokasi lain, rumah di sini dikotrakan. Dari 16 unit sekarang tersisa 6 unit dan ada 4 unit yang ready stock,” imbuhnya.
Karena konsepnya rumah deret dengan kaveling tanpa menyisakan area terbuka bank umumnya tidak mau memberikan KPR. Konsumen yang berminat harus membeli secara tunai atau cicilan bertahap kepada pengembang hingga 12 kali.