HousingEstate, Jakarta - Pertumbuhan properti diprediksi akan bergerak ke koridor barat-timur. Ini terkait dengan banyak pengembangan infrastruktur di koridor tersebut. Di barat pengembangan akan terkonsentrasi di kawasan Tangerang-Maja (Lebak) dan di timur di Bekasi-Karawang.

“Nanti pada tahun 2018 dan 2019 banyak proyek infrastuktur strategis yang akan selesai dibangun. Misalnya 2 transportasi massal light rapid transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) tahap I akan selesai. Kemudian akan ada tambahan MRT dan LRT ke arah barat dan timur,” ujar Rido Matari Ichwan, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) di Jakarta, Selasa (24/1).

Proyek transportasi massal berbasis rel ini akan mendukung pengembangan hunian berbasis transit oriented development (TOD) di sekitar stasiun. Proyek infrastruktur lain yang akan beroperasi tahun 2018-2019 adalah jalan tol yang menghubungkan Pamulang-Cinere-Depok-Jagorawi-Cibitung dan jalan tol yang menghubungkan TB Simatupang hingga Kabupaten Bogor.

Hadirnya berbagai proyek infrastruktur itu akan membuat akses ke pusat kota semakin mudah. Waktu tempuh ke Jakarta akan semakin pendek sehingga jarak yang tidak terlalu penting. “Ini peluang bagi pengembang untuk membangun properti di sekitar proyek infrastruktur. Bisa juga pengembang membangun hunian vertikal di perkotaan yang harga tanahnya sudah mahal sehingga lebih efisien. Pemerintah mendorong ini supaya terwujud konsep kota modern yaitu smart sustainable city atau kota cerdas berkelanjutan,” pungkas Rido.