Kamis, Maret 28, 2024

Artikel Populer

Berita Terkait

Berita Lainnya

Artikel Terkini

Semester I 2018 Pembiayaan KPR SMF Melesat 45 Persen

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero/SMF) mencatat peningkatan kinerja sepanjang semester pertama 2018. SMF yang fokus pada pembiayaan sekunder dengan menghimpun dana dari pasar modal untuk disalurkan untuk membiayai pemilikan properti (pasar primer), berhasil mencatat penyaluran pembiayaan KPR sebesar Rp4,3 triliun atau naik 45,22 persen dari yang ditargetkan pada periode ini.

“Secara total akumulasi dana yang sudah dialirkan SMF dari pasar modal untuk pembiayaan pemilikan rumah sejak tahun 2006 hingga akhir Juni 2018 mencapai Rp41,97 triliun, atau meningkat 28,58 persen dibanding Rp32,64 triliun pada semester satu 2017. Dana sebesar itu untuk membiayai pemilikan rumah oleh 721.736 debitur KPR yang terdiri dari 70 persen pembiayaan dan 30 persen sekuritisasi (aset KPR),” kata Ananta Wiyogo, Direktur Utama SMF, melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (13/7/2018).

Dengan pencapaian itu laba SMF untuk semester pertama 2018 juga meningkat delapan persen dari Rp575 miliar menjadi Rp621 miliar. Peningkatan kinerja itu tidak terlepas dari gencarnya penetrasi SMF ke berbagai institusi penyalur KPR khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia.

Hingga awal Juni 2018 SMF telah menyalurkan pembiayaan untuk berbagai BPD itu sebesar Rp1,5 triliun. Ananta juga berharap pembiayaan perumahan di daerah bisa terus didorong secara optimal sehingga pemenuhan kebutuhan perumahan untuk masyarakat bisa lebih cepat terpenuhi. Penetrasi ke BPD disebut bisa lebih cepat karena BPD lebih mengenal karakteristik masyarakat di daerahnya. Dalam waktu dekat SMF juga akan mendukung penyaluran KPR bersubsidi dengan skim FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dengan menyediakan sebagian dananya, sehingga pemerintah cukup mengadakan 75 persen. Sebelumnya pemerintah harus menyediakan dana KPR FLPP itu 90 persen, bank penyalur KPR bersubsidi 10 persen.

“Sekuritisasi aset KPR oleh SMF menggunakan underlying KPR dari perbankan dengan kategori prime mortgage (sangat lancer) sehingga sangat aman. Sekuritisasi aset KPR ini bisa mempercepat penyaluran pembiayaan perumahan dan mensukseskan program satu juta rumah pemerintah. Untuk memperkuat pengembangan bisnis, kami juga akan mendirikan unit baru, yaitu unit usaha syariah (UUS) SMF untuk mendukung pengembangan KPR syariah di Indonesia,” jelas Ananta.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero/SMF) mencatat peningkatan kinerja sepanjang semester pertama 2018. SMF yang fokus pada pembiayaan sekunder dengan menghimpun dana dari pasar modal untuk disalurkan untuk membiayai pemilikan properti (pasar primer), berhasil mencatat penyaluran pembiayaan KPR sebesar Rp4,3 triliun atau naik 45,22 persen dari yang ditargetkan pada periode ini.

“Secara total akumulasi dana yang sudah dialirkan SMF dari pasar modal untuk pembiayaan pemilikan rumah sejak tahun 2006 hingga akhir Juni 2018 mencapai Rp41,97 triliun, atau meningkat 28,58 persen dibanding Rp32,64 triliun pada semester satu 2017. Dana sebesar itu untuk membiayai pemilikan rumah oleh 721.736 debitur KPR yang terdiri dari 70 persen pembiayaan dan 30 persen sekuritisasi (aset KPR),” kata Ananta Wiyogo, Direktur Utama SMF, melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (13/7/2018).

Dengan pencapaian itu laba SMF untuk semester pertama 2018 juga meningkat delapan persen dari Rp575 miliar menjadi Rp621 miliar. Peningkatan kinerja itu tidak terlepas dari gencarnya penetrasi SMF ke berbagai institusi penyalur KPR khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia.

Hingga awal Juni 2018 SMF telah menyalurkan pembiayaan untuk berbagai BPD itu sebesar Rp1,5 triliun. Ananta juga berharap pembiayaan perumahan di daerah bisa terus didorong secara optimal sehingga pemenuhan kebutuhan perumahan untuk masyarakat bisa lebih cepat terpenuhi. Penetrasi ke BPD disebut bisa lebih cepat karena BPD lebih mengenal karakteristik masyarakat di daerahnya. Dalam waktu dekat SMF juga akan mendukung penyaluran KPR bersubsidi dengan skim FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dengan menyediakan sebagian dananya, sehingga pemerintah cukup mengadakan 75 persen. Sebelumnya pemerintah harus menyediakan dana KPR FLPP itu 90 persen, bank penyalur KPR bersubsidi 10 persen.

“Sekuritisasi aset KPR oleh SMF menggunakan underlying KPR dari perbankan dengan kategori prime mortgage (sangat lancer) sehingga sangat aman. Sekuritisasi aset KPR ini bisa mempercepat penyaluran pembiayaan perumahan dan mensukseskan program satu juta rumah pemerintah. Untuk memperkuat pengembangan bisnis, kami juga akan mendirikan unit baru, yaitu unit usaha syariah (UUS) SMF untuk mendukung pengembangan KPR syariah di Indonesia,” jelas Ananta.

Rekomendasi untuk Anda

Rekomendasi untuk Anda