HousingEstate, Jakarta - Hingga semester kedua 2018 situasi bisnis properti secara umum belum juga menunjukan perbaikan. Kebanyakan pengembang masih membukukan penjualan yang minimal, bahkan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Karena itu penjualan yang positif menjadi prestasi tersendiri.

Paramount Land misalnya, pengembang Paramount Serpong (700 ha), Tangerang, Banten, menjadi salah satu yang masih mencatatkan pertumbuhan penjualan yang lebih baik. “Sepanjang semester pertama ini atau hingga akhir Juni 2018 kami berhasil membukukan marketing sales Rp1 triliun, lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu yang sekitar Rp800 miliar. Tahun ini target penjualan kami Rp3 triliun. Melihat trennya, kami masih optimistis bisa mencapai target tersebut,” kata M Nawawi, Associate Director Paramount Land, kepada housing-estate.com saat acara block party yang diadakan di Paramount Gading Serpong, Minggu (29/7/2018).

Tadinya ada banyak kekhawatiran terkait situasi pasar tahun 2018. Antara lain pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, lebaran, hingga tahun ajaran baru. Semua itu membuat periode penjualan tahun ini menjadi sangat singkat, sehingga pada semester satu harus dimaksimalkann selama April-Mei.

Nyatanya kekhawatiran itu tidak terjadi yang membuktikan kebutuhan akan hunian masih sangat tinggi. Secara rata-rata penjualan Paramount Land juga masih cukup stabil setiap bulan. Hal itu mendorong evaluasi dan mencermati situasi pasar lebih jeli untuk menerapkan beberapa strategi yang membuat produk bisa diterima dengan baik.

“Tahun ini ada pergeseran strategi karena situasi pasar tidak bisa lagi dirangsang dengan produk secara agresif. Harus lebih pelan dengan cara memberikan experience langsung khususnya untuk konsumen kita yang sudah merasakan manfaat tinggal di Paramount Serpong. Jadi sekarang strateginya lebih personal seperti itu,” tutur Nawawi.