HousingEstate, Jakarta - Selama ini agen atau broker properti kerap tidak dianggap sebagai profesi yang sesungguhnya karena kebanyakan dijalankan secara sambilan. Padahal, seperti profesi lain, broker properti adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan luas, bukan sekadar menjual produk properti tapi memastikan penjual mendapatkan harga yang bagus dan pembeli memperoleh produk berkualitas.

Untuk menambah keyakinan dan loyalitas para agennya sekaligus mendorong mereka agar terus bersemangat memperluas pengetahuan dan wawasan, perusahaan agen properti asal Australia, LJ Hooker, mendirikan Koperasi Properti. Menurut Hody Kuntohadi, Country Director LJ Hooker Indonesia, koperasi itu didirikan untuk para agennya agar mereka juga bisa merasakan punya aset properti, bukan hanya membantu transaksi jual-beli-sewanya.

“Kami memiliki 1.000 agen. Koperasi Properti ini konsepnya dari anggota untuk anggota. Jadi di koperasi ini para anggota akan mendapatkan pembiayaan untuk uang muka pembelian property. Kita akan bekerja sama dengan pengembang dan perbankan agar anggota Koperasi Properti bisa mendapatkan produk terbaik dengan pembiayaan lebih terjamin,” katanya kepada housing-estate.com saat perayaan ulang tahun ke-17 LJ Hooker dan peluncuran buku “9 Rahasia Membangun Kekayaan Melalui Properti di Zaman Digital” di Jakarta akhir pekan lalu.

Nantinya setiap anggota Koperasi Properti diwajibkan menyetor tabungan pokok Rp500 ribu, iuran wajib Rp100 ribu/bulan, dan tabungan sukarela. Makin besar tabungan sukarelanya, makin cepat seorang agen bisa mendapatkan pembiayaan untuk uang muka pembelian properti. Bunga pinjaman uang muka itu hanya 9 persen per tahun.

“Koperasi Properti ini baru didirikan Agustus 2018. Sementara ini kita akan fokus untuk pembelian properti bagi 33 orang anggota inti koperasi. Dengan koperasi ini kita ingin membantu para broker di LJ Hooker juga bisa punya aset properti. Jadi mereka juga lebih tenang bekerja sebagai broker profesional,” jelasnya.