Sabtu, September 6, 2025
HomeTren PropertiSemua Piranti Elektronik Akan Terkoneksi dan Saling Berkomunikasi

Semua Piranti Elektronik Akan Terkoneksi dan Saling Berkomunikasi

Perkembangan teknologi informasi (TI) mengubah semua hal termasuk sistem keamanan, penerangan (lighting) dan pengoperasian peralatan berbasis elektronik (home appliances) di rumah. Berbagai piranti elektronik itu bisa diintegrasikan dan dibuat saling berkomunikasi sehingga bisa dikontrol dan dioperasikan melalui satu device (perangkat) seperti smartphone dengan koneksi internet. Itulah gambaran Internet of Things (IoT) atau dunia serba internet.

Dengan Internet of Things (IoT) operasional semua piranti elektronik termasuk di rumah bisa dikontrol dari satu alat sehingga lebih praktis, efisien dan hemat energi.

Sederhananya, IoT adalah konsep konektivitas machine-to-machine (M2M) yang memiliki kemampuan mentransfer atau bertukar data/informasi secara daring (online) tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Karena itu IoT disebut juga sistem cerdas (smart system).

Dengan sistem cerdas itu penghuni bisa mengoperasikan aneka piranti berbasis elektronik di rumah seperti sistem keamanan (kunci, CCTV dan alarm), penerangan, pengondisi suhu (AC), dan tirai, dengan satu device dari jarak jauh. Kecanggihan itu juga membuat IoT disebut sebagai the next big thing di dunia TI, karena ada begitu banyak potensi yang bisa dikembangkan dengan sistem teknologi itu.

Menurut Arif Rusmana, IoT Solution Architect Manager Indosat Ooredoo (PT Indosat Tbk), IoT akan mempermudah hidup manusia karena mereka menjadi lebih praktis, efisien, dan irit energi dalam mengoperasikan aneka piranti elektronik yang mendukung aktivitasnya di rumah dan ruang publik.

“Potensi penggunaan teknologi ini masih akan terus berkembang. Kalau untuk perangkat di rumah, di luar negeri IoT sudah mulai umum. Di sini mulai masuk. Tapi, untuk penggunaan lebih luas prediksi saya baru akan mulai tahun depan. Nanti (pengoperasian) semua (perangkat) akan lebih mudah dengan kontrol jarak jauh lewat smartphone,” jelasnya.

Penerapan di rumah membutuhkan aplikasi master control untuk mengoneksikan seluruh perangkat elektronik yang ada, dan thinker yang dipasang di seluruh perangkat agar bisa dioperasikan dari jarak jauh. Master control ini sudah tersedia di pasaran dan harganya pun makin murah, antara Rp5–10 juta/unit. Perangkat utama lainnya adalah kamera CCTV sebagai alat memonitor dan memberi perintah kerja kepada perangkat di rumah dari manapun juga.

Kecerdasan buatan

Kalau smart home yang sudah mulai populer dan ditawarkan sebagai fasilitas di klaster-klaster baru rumah tapak untuk kaum menengah atas sifatnya pasif, karena bekerja berdasarkan program yang dimasukkan pengguna, dengan IoT aplikasinya nanti bisa digabung dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dampaknya seluruh perangkat di rumah bisa disesuaikan operasionalnya dengan kebiasaan penghuni sehingga lebih efisien lagi.

“Jadi, gabungan IoT dan AI nanti akan mengoneksikan seluruh perangkat dengan aktifitas kita yang menggunakan koneksi internet. Chatting kita melalui Whatsapp (WA), facebook (FB), Line, preferensi belanja e-commerce dan lain-lain, akan menjadi semacam data statistik yang menunjukkan kebutuhan, kebiasaan, minat, preferensi atau apapun mengenai kehidupan kita yang bisa menjadi basis penerapan IoT di rumah,” urai Arif.

Contoh, IoT akan bisa membaca okupansi ruang yang kosong atau penuh untuk mengatur tingkat pencahayaan dan pendinginan ruang, serta kapan water heater mulai memanaskan air untuk mandi berdasarkan jam berapa kita biasa pulang. Sedangkan  kulkas akan memberitahu stok makanan yang sudah habis. Sementara microwave, coffee maker, mesin cuci, dan piranti lain tahu kapan harus mulai bekerja dan seperti apa bekerjanya berdasarkan statistik kebiasaan kita itu. Semuanya pun menjadi serba praktis, efisien, presisi, dan terukur termasuk konsumsi energinya.

 

Baru mesin cuci dan microwave

Di Indonesia produk elektronik yang mulai menerapkan IoT antara lain Candy (Italia), kendati masih terbatas pada mesin cuci interaktif Bianca dan microwave Watch & Touch Oven. Candy mengklaim sebagai yang pertama menerapkan IoT pada produknya di Indonesia setelah resmi memasarkan dua perangkat itu di Jakarta April 2018. “Kami menerapkan teknologi Simply-Fi sebagai aplikasi tunggal untuk mengontrol produk-produk elektronik di rumah yang tersambung dengan WiFi. Kemampuan pengaturan jarak jauh dengan proximity technology bisa dilakukan dengan memasang Candy Simply-FiApp pada smartphone,” jelas Marco Corno, GM Overseas Operation, Executive Board Member Candy Group.

Mesin cuci Bianca memiliki fitur Talking Bianca yang akan menginformasikan program pencucian yang tepat, merekam kebiasaan mencuci pengguna, tips mencuci, dan lain sebagainya. Mesin cuci berkapasitas 10 kg itu juga bisa memberi notifikasi waktu perawatan yang tepat kepada pengguna, sehingga durabilitas (daya tahan) produk bisa lebih lama.

Sementara Watch & Touch Oven dilengkapi full touch door display yang membuat pintu oven berfungsi juga sebagai command panel dengan layar 19 inci, untuk mengontrol dan mengawasi setiap proses memasak. Ada juga kamera untuk melihat seluruh proses memasak tanpa harus membuka pintu oven berkapasitas 78 liter itu. Bukan hanya proses memasak dan waktunya, suhu di dalam oven dan lain-lain juga bisa dilihat dan dioperasikan melalui smart phone. Jadi, sebelum sampai di rumah atau sebelum bangun tidur pun semua piranti elektronik bisa dirancang beroperasi otomatis.

 

Masih nanti

PT Electrolux Indonesia, penyedia produk home appliances lain, sudah memperkirakan IoT akan dominan di masa mendatang. Menurut Peggy Anastasia, Brand Communication Manager Electrolux, tim riset dan product development Electrolux selalu melakukan pengujian dan pendekatan terhadap inovasi teknologi untuk menghadirkan produk yang bisa membantu peningkatan kualitas hidup penggunanya.

“Termasuk produk yang berhubungan dengan IoT, kami juga menaruh perhatian dengan mempersiapkakan home appliances inovatif yang terkoneksi dengan teknologi digital dan internet. Namun, untuk pasar Indonesia kami masih memonitor kesiapan infrastruktur khususnya broadband internet, juga basis kebutuhan segmen terbesarnya, karena konsumen di Indonesia ini unik,” ujarnya. Jadi, IoT akan diterapkan di seluruh kategori produk Electrolux. Hanya, timing memproduksinya baru akan mulai dilakukan beberapa tahun ke depan.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini