HousingEstate, Jakarta - Pelemahan bisnis properti sekian tahun terakhir sangat berdampak pada penyerapan apartemen. Berdasarkan riset Jones Lang LaSalle (JLL), perusahaan riset dan manajemen properti asing di Indonesia, penjualan apartemen secara tahunan mengalami kenaikan sampai tahun 2014, tapi setelah itu terus menurun.
“Dari tahun 2009 penyerapan unit apartemen cukup fluktuatif, namun sejak 2012 trennya terus naik dari 58 persen menjadi 71 persen tahun 2013 dan 75 persen tahun 2014. Setelah itu terus turun. Tahun 2015 menjadi 72 persen, 67 persen (2016), 64 persen (2017), dan 60 persen (2018),” kata James Taylor, Head of Research JLL, saat memaparkan Jakarta Property Market Update kuartal keempat (Q4) 2018 versi JLL Indonesia di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Total sepanjang Q4 2018 terjual sebanyak 1.000 unit apartemen dari total unit baru yang masuk pasar sebanyak 1.700 unit. Angka pasokan ini harus bersaing dengan stok eksisting sebanyak 154 ribu unit, selain suplai baru yang akan masuk dalam beberapa tahun ke depan sebanyak 47 ribu unit, sehingga rata-rata sales rate-nya 60 persen. Harganya sampai juga akhir tahun lalu masih flat.
“Beberapa faktor yang masih membuat situasi properti khususnya apartemen masih cenderung lesu di awal tahun ini, karena adanya pemilu bulan April sehingga pasar masih wait and see. Segmen yang masih terserap dengan baik adalah apartemen kecil yang harganya terjangkau dan dekat dengan akses transportasi. Sentimen positif tetap ada dan situasinya akan lebih baik pada tahun-tahun mendatang,” jelasnya.