Kreasi dan Eksplorasi Papan Semen Conwood

PT Conwood Indonesia kembali menghadirkan mock up bangunan menggunakan produk papan semennya. Mock up yang menginspirasi itu dibuat berkolaborasi dengan arsitek guna mengeksplorasi seluas mungkin penggunaan papan semen pada bangunan. Yaitu, Riri Yakub dari firma arsitek Atelier Riri (Jakarta) untuk membuat mock up bangunan bertema A Beauty of Nature yang kemudian ditampilkan menjadi booth Conwood di ajang Arch:ID di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Serpong, Tangerang, Banten, pekan lalu.
Menurut Hedhy Kurnianti, Marketing Manager Conwood Indonesia, pihaknya membuat instalasi booth menggunakan produk Conwood Expose Concrete Panel (ECP). “Kami memiliki empat produk yang bisa dieksplorasi lebih dinamis. Tiga produk bermain di pattern garis yang lebih rapat, sehingga tampilannya lebih dinamis, dan satu produk dengan permukaan yang timbul. Ini untuk menjawab tren desain industrial dan desain yang lebih kaya dengan bentuk dan motif lebih beragam,” katanya.
Conwood adalah produk papan semen untuk berbagai kebutuhan mulai dari plafon, dinding, hingga lantai. Materialnya dirancang menyerupai kayu sehingga bisa dipotong, dibentuk, hingga diukir untuk berbagai kebutuhan. Beragam bentuk dan motif yang dihadirkan papan semen Conwood juga tidak terlepas dari ide kalangan arsitek yang diwujudkan ke dalam ragam produk, disesuaikan dengan ciri khas Conwood. Untuk Arch:ID, Conwood ingin memberikan wajah instalasi yang berbeda dari sebelumnya, melalui aplikasi desain dan motif baru produk-produknya.
Riri menjelaskan, desain mock up booth Conwood mengambil tema A Beauty of Nature karena masih aktual sejak 10 tahun lalu. Ia juga ingin mengajak kalangan arsitek untuk sadar dan bisa menjawab tantangan desain disesuaikan dengan perkembangan zaman, khususnya dengan makin masifnya kerusakan lingkungan.
“Makanya pada instalasi ini saya mendesain bangunan dengan inspirasi dari sebuah pohon. Hampir seluruh materialnya dari sisa-sisa potongan material Conwood yang digunakan untuk membentuk pattern dari segala sisi, sehingga memberikan ekspresi yang berbeda-beda,” jelasnya.
Yang menarik, bagian atap dibuat dengan material Conwood yang ditumpuk-tumpuk model atap sirap. Ini untuk memberikan tampilan yang tradisional dari local wisdom namun tetap terlihat kontemporer.
“Seluruh bangunan membentuk pola repetisi yang dinamis, karena alam itu sebenarnya juga berulang seperti pagi kita bangun dan malam untuk tidur. Di antara kegiatan itu kita butuh inspirasi untuk berbagai hal, dan itu pasti berubah-ubah namun sebagai pola bisa jadi identitas. Bentuk seperti ini ketika digunakan untuk bangunan hunian tentu membutuhkan modifikasi,” jelas Riri.