HousingEstate, Jakarta - Konsultan properti Knight Frank Indonesia memberi proyeksi pemasaran dalam laporan Jakarta Property Market Outlook Jakarta di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Secara umum kondisi properti pada periode 2019 masih stagnan dengan nilai rata-rata penjualan terus menurun, walau ada beberapa temuan baru yang mewarnai dinamika periode ini.
Kondisi pasar perkantoran okupansinya saat ini berada pada angka 76,2 persen dan diperkirakan akan terus menurun diikuti dengan tarif sewa yang stagnan. Sedangkan okupansi pasar ritel terbilang masih stabil pada kisaran 86 persen. Ada 17 unit ritel yang akan hadir sampai 2021 (560,095 m2) yang separuhnya berlokasi di distrik pusat bisnis (CBD) dan selatan Jakarta.
Apartemen sewa menunjukkan total okupansi 72,9 persen dengan dominasi ketersediaan unit di wilayah CBD dan selatan Jakarta. Co-living space sebagai alternatif baru untuk ruang tinggal cukup memberi tekanan terhadap okupansi sektor ini. Dampak Covid-19 terhadap rata-rata nilai sewa dalam jangka panjang tidak terlalu signifikan meskipun ada indikasi koreksi perjanjian baru.
Potensi sewa jangka pendek juga terkoreksi karena penundaan berbagai agenda seperti wisata, pameran, dan lain-lain, serta tertahannya arus pekerja dari luar negeri. Sementara tingkat penjualan apartemen hak milik berada pada kisaran 54 persen yang cenderung terus menurun.
Kelas menengah menjadi segmen pasar tertinggi sebesar 36,61 persen dengan komunitas milenial sebagai potensi pasar. Proyeksi suplai ke depan didominasi sebesar 64 persen untuk kelas menengan dan menengah atas dengan lokasi sebaran utamanya ke arah selatan Jakarta (non-CBD).
Dukungan layanan transportasi terintegrasi di Jakarta dan wilayah sekitarnya juga menjadi salah satu stimulan dalam serapan pasar properti. Sejalan dengan kondisi di atas, optimisme juga direfleksikan dari sebaran tren belanja mewah skala global yang mengungkapkan, bahwa Indonesia (2019) mengalami peningkatan dua persen dari tahun sebelumnya dan diproyeksikan akan tumbuh 57 persen dalam lima tahun ke depan.
“Meskipun pasar properti mengalami berbagai tantangan dan tekanan beberapa tahun terakhir, termasuk dampak Covid-19, optimisme tercermin dari pengembangan infrastruktur, keberadaan pasar residensial di segmen middle low dan potensi wealth yang masih prospektif,” kata Country Head Knight Frank Indonesia Wilson Kalip dalam acara Knight Frank Jakarta Property Outlook itu.