HousingEstate, Jakarta - Bank BTN mendapatkan tambahan kuota untuk program KPR bersubsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari pemerintah melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). PPDPP merupakan lembaga penyalur dana FLPP kepada perbankan.
Menurut Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury, PPDPP kembali memberikan tambahan kuota dana FLPP untuk tahun ini sebanyak 1.240 unit. “Tentunya kami sangat mengapresiasi keputusan penambahan kuota FLPP dari PPDPP kepada kami sebagai bank pelaksana. Kami akan berupaya maksimal untuk menyalurkan KPR subsidi ini kepada masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Tambahan kuota FLPP ini, lanjut Pahala, selain memperbesar pembiayaan untuk KPR bersubsidi, fungsinya menjadi lebih besar saat adanya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pembiayaan perumahan, artinya perekonomian bergerak karena properti merupakan salah satu lokomotif perekonomian, satu rumah yang dibiayai maka ada begitu banyak industri yang terlibat di belakangnya sehingga bisa menggerakan roda ekonomi saat lesu akibat wabah dan transisi pemberlakuan masa new normal.
Penambahan kuota KPR FLPP ini juga tidak terlepas dari evaluasi PPDPP kepada seluruh bank penyalur KPR FLPP di mana Bank BTN tetap menjadi leader. Sampai akhir Mei 2020, Bank BTN telah berhasil menyalurkan KPR FLPP di atas target yang ditetapkan oleh PPDPP, yaitu mencapai 46.798 unit senilai Rp4,7 triliun.
Pengalaman dan fokus Bank BTN untuk pembiayaan perumahan menjadi latar belakang cepatnya penyaluran pembiayaan perumahan untuk kalangan MBR ini. Dengan adanya tambahan kuota FLPP ini, Pahala sangat optimistis bisa mencapai target penyaluran KPR FLPP untuk tahun 2020. Bukan hanya FLPP, Bank BTN juga akan terus menggenjot penyaluran program subsidi perumahan yang lain seperti program subsidi selisih bunga (SSB) maupun subsidi bantuan uang muka (SBUM).
“Adanya pandemi ini memang sangat berpengaruh terhadap demand masyarakat yang ingin membeli rumah namun untuk segmen rumah subsidi ini minat masyarakat tetap besar. Harga rumah yang tiap tahun naik menjadi salah satu pertimbangan masyarakat khususnya kalangan MBR untuk segera memiliki rumah, makanya berbagai skema subsidi ini bisa menjadi stimulus perekonomian saat pandemi,” beber Pahala.