HousingEstate, Jakarta - housingestate.id-Pandemi yang membuat aneka bisnis melesu tak terkecuali bisnis properti, tidak menghilangkan fakta permintaan rumah di Indonesia sangat besar. Hanya, kebutuhan yang besar itu tidak diimbangi oleh daya beli kaum muda yang menjadi pasar terbesarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini di Indonesia terdapat populasi muda berusia 21-39 tahun sebanyak 80 juta. Ini merupakan potensi pasar yang besar bagi pengembang perumahan. Hanya, itu tadi, harga rumah yang lebih cepat meningkat dibanding kenaikan penghasilan orang, menyulitkan mereka memiliki rumah sendiri.
Di sisi lain, rumah merupakan kebutuhan dasar yang wajib dimiliki anak muda, apalagi kalau sudah berkeluarga. Karena itu milenial mau tak mau harus sudah mulai merintis pemilikannya sejak awal bekerja. Sebuah webinar mengenai pemilikan rumah di Jakarta baru-baru ini mencoba memberikan tips-tipsnya.
Berbicara dalam seminar daring itu para pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mortgage banker, dan pengurus asosiasi perusahaan developer perumahan seperti HIMPERRA (Himpunan Pengembang Perumahan Rakyat) dan REI (Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia).
Harus mau berkorban
Intinya, menurut para pembicara, kalau ingin punya rumah sendiri, orang harus rela berkorban. “Rumah merupakan pengeluaran pribadi terbesar setiap orang selama hidupnya, karena membeli rumah membutuhkan anggaran yang besar. Karena itu perlu pengorbanan yang besar juga kalau kamu benar-benar ingin punya rumah sendiri,” kata Endang Kawidjaja, Ketua Umum HIMPERRA.
Itu artinya, kalau mau punya rumah, kamu sudah harus mempersiapkan dananya sejak awal, sejak kamu mulai bekerja dan punya penghasilan sendiri. “Anak muda atau milenial begitu bekerja sering bukan memprioritaskan pemilikan rumah, tapi beli motor dengan CC besar. Nah, kalau mau punya rumah, kamu harus mau berkorban menjual motornya, diganti dengan motor yang CC-nya lebih kecil. Kelebihan dananya ditabung untuk uang muka rumah,” jelasnya.
Supaya termotivasi menabung uang muka rumah, milenial perlu menyadari, kendati di satu sisi pemilikan rumah membutuhkan dana besar, di sisi lain apresiasi terhadap kepemilikan rumah itu juga lebih tinggi berupa kenaikan nilainya yang besar. Jadi, pengorbanan kamu tidak akan sia-sia.
Bandingkan dengan kendaraan bermotor, yang justru mengalami depresiasi atau penurunan nilai seiring waktu. Bagaimana persisnya kamu mempersiapkan diri untuk bisa punya rumah? Kalangan bankir memberikan tips berikut ini.
Baca Juga
Buka dua rekening
Pertama, siapkan rencana keuangan dengan detil dan mulai bijak menggunakan setiap penghasilan, supaya pengeluaran lebih terkontrol dan tersisa untuk ditabung sebagai uang muka pembelian rumah.
Kedua, upayakan punya dua rekening, satu untuk penggunaan rutin dan satu lagi untuk tabungan rumah. Tentukan dengan disiplin target dana yang harus terkumpul di rekening tabungan itu. Seiring pembiasaan, nanti saldo rekening tabungan akan terus bertambah signifikan. Tidak usah memaksakan menabung dalam jumlah besar. Yang penting rutin dan konsisten.
Ketiga, mulai juga belajar berinvestasi kecil-kecilan yang relatif mudah dan aman. Misalnya, membeli logam mulia atau surat berharga negara saat tabungan perumahan mencapai saldo tertentu. Nanti investasi itu bisa dicairkan untuk uang muka rumah. Hindari utang dalam bentuk apapun yang akan mengurangi nilai tabungan.
Keempat, itu tadi, terapkan pola hidup hemat dan disiplin dengan mengurangi liburan, kongkow bersama kolega, dan yang semacam itu, serta hanya membeli barang-barang yang memang dibutuhkan.
Kelima, manfaatkan secara maksimal aneka kemudahan dari pengembang dan perbankan untuk membeli rumah, terlebih saat pasar lesu akibat pandemi seperti sekarang ini. Mulai dari bunga KPR promo yang rendah, uang muka ringan bisa diangsur, free biaya-biaya, sampai diskon harga.
Keenam, penting juga meminta dukungan keluarga untuk menjaga semangat dan komitmen terhadap niat membeli rumah. Saat semua sudah mencukupi baik dana awal maupun kemampuan mencicil, membeli rumah harus disegerakan, jangan ditunda, karena harganya terus naik.