HousingEstate, Jakarta - Banyak faktor yang menentukan kesuksesan sebuah proyek properti. Salah satunya adalah konsep yang unik dan menarik bagi target pasar yang dibidik, selain survei pasar yang baik dan reputasi perusahaan developernya.

Contohnya, adalah proyek hunian tapak (landed residential) untuk kalangan menengah atas hasil kolaborasi Keppel Land (Singapura) dan Metropolitan Land (Metland/Indonesia). Meski dilansir dan dipasarkan saat pasar lesu, yang makin lesu setelah datangnya pandemi, pasar tetap menyambutnya hangat.

Dimulai dengan The Riviera at Puri (12 ha) akhir 2017 di atas lahan eks Puri Metropolitan, Tangerang, seluas 60 ha di perbatasan dengan wilayah Jakarta Barat. Sebanyak 600 unit rumah dua lantai ditawarkan ke pasar dalam tiga tahap di proyek itu. Setiap rumah dijual inden dua tahun. Tipe rumahnya mulai dari 131/120 seharga mulai dari Rp2,6 miliar per unit.

“Belum juga NUP (nomor urut pemesanan) dibuka, peminat sudah antri. Bahkan, puluhan peminat menginap di kantor pemasaran (supaya bisa dapat NUP lebih awal),” kata Olivia Surodjo, Direktur Metland, kepada pers saat peluncuran proyek hunian Maison de Wisteria di Jakarta, Jum’at (29/7/2022).

Ia menceritakan hal itu untuk menegaskan, bahwa sejauh ini proyek hunian hasil kolaborasi Metland dan Keppel Land selalu sukses. Karena itu setelah The Riviera at Puri habis, kedua perusahaan pun kembali berkolaborasi melansir proyek baru di kawasan Jakarta Garden City (270 ha), Cakung, Jakarta Timur, bertajuk Wisteria (381 unit), akhir tahun 2019.

Wisteria menawarkan rumah 2,5 lantai mulai tipe 79/84 seharga mulai dari Rp1,6 miliar per unit tunai. “Per Juni 2022 lebih dari 90 persen rumah di Wisteria sudah terjual. Karena itu awal Agustus 2022 ini kita buka penjualan proyek baru Maison de Wisteria di lokasi yang sama,” ungkapnya.

Menurut Olivia, yang membuat proyek-proyek hasil kolaborasi Keppel Land dan Metland itu laris, adalah konsep pengembangannya yang unik dan kuat yang tidak ditemui konsumen di perumahan lain di kawasan sekitarnya.

Di The Riviera at Puri misalnya, konsepnya adalah paduan taman dan sungai, yang dihadirkan melalui antara lain pengembangan riverwalk yang sangat teduh selain banyak taman, yang bisa dimanfaatkan penghuni untuk bersantai, jogging, dan lain-lain.

Rumahnya juga didesain bergaya tropis agar sirkulasi udaranya lancar dan pencahayaan alaminya memadai. Udara di Tangerang dan Jakarta Barat yang cenderung terik, membuat banyak konsumen terpikat dengan konsep hunian seperti itu. Terlebih setelah datangnya pandemi yang membuat orang makin aware soal kesehatan.

Karena itu konsep banyak taman itu diteruskan di proyek kedua Wisteria. Hanya rumahnya didesain dengan attic room di bawah atap yang bisa dimanfaatkan untuk tambahan kamar atau ruang lain.

Begitu pula di Maison Wisteria, konsep itu juga diterapkan, termasuk tambahan attic room-nya dengan fasade didesain bernuansa Perancis (modern-french). Setiap rumah juga dilengkapi sky balcony di lantai dua. Sedangkan pada rumah tipe terbesar, disediakan pula roof top garden di lantai teratas untuk bersantai. Attic room di setiap rumah terkoneksi dengan sky balcony dan roof top garden itu.

Tentu saja, lokasi perumahan yang strategis, mudah diakses dari berbagai penjuru terutama melalui jalan tol, juga berpengaruh terhadap minat pasar. Juga harga rumahnya yang terbilang kompetitif dibanding rumah tipe serupa di perumahan sekelas di sekitarnya.

Yang tak kalah berpengaruh dan membuat konsumen pede membeli rumahnya, adalah nama besar developernya, Keppel Land dan Metland, yang menjamin konsep pengembangan proyek akan diterapkan dengan seksama dan berkualitas sesuai konsepnya.

Menurut Olivia, pada tahap awal sekitar 50 persen pembeli adalah investor yang memesan dengan harga perdana. Sedangkan pada tahap selanjutnya sekitar 90 persen pembeli adalan end user, yang tertarik ikut membeli setelah melihat progress pengembangan proyek memang konsisten dan berkualitas sesuai konsep pengembangannya.