HousingEstate, Jakarta - Menurut Survei Harga Properti Residensial (SHPR) primer versi Bank Indonesia (BI), mengutip jawaban responden (developer), pada triwulan III-2022 secara tahunan (yoy) pertumbuhan harga properti residensial primer masih akan terbatas. Yaitu, diperkirkan hanya tumbuh 1,53% dibanding 1,72% pada triwulan berjalan atau triwulan II.
Melambatnya pertumbuhan harga properti residensial primer di triwulan III itu diperkirkan terjadi pada rumah kecil dan menengah, masing-masing secara tahunan sebesar 1,17% dan 2,13% dibanding 1,55% dan 2,37% pada Triwulan II-2022. Sementara untuk rumah besar, pertumbuhannya meningkat menjadi 1,29% dibanding 1,23% pada triwulan II.
Perlambatan pertumbuhan harga properti residensial primer itu diperkirakan terjadi di sebagian besar dari 18 kota yang disurvei, terutama di Manado, Pekanbaru, dan Medan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2,57%, 1,35%, dan 1,69%, dibanding 3,49%, 2,30%, dan 2,20% pada triwulan II-2022.
Sedangkan secara triwulanan (qtq), harga properti residensial pada triwulan III-2022 juga diprediksi tumbuh terbatas sebesar 0,16%, dibanding 0,40% pada triwulan II-2022. Perlambatan pertumbuhan harga rumah primer secara triwulanan itu diperkirakan terjadi pada seluruh tipe rumah: kecil, menengah, dan besar, masing-masing sebesar 0,13%, 0,10%, dan 0,25%. Perkiraan perlambatan kenaikan harga rumah di triwulan III itu terutama disumbang oleh penurunan harga di Manado dan Samarinda.