Art-Design-Technology Pada Furnitur Hasilnya Jadi Begini

Perkembangan dunia seni kontemporer di Indonesia kian semarak dan beragam hingga menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam konteks seni, hal itu bukan lagi hanya untuk memanjakan visual para penikmatnya tapi dengan kreasi tertentu bisa diaplikasikan di mana saja termasuk untuk interior rumah.
Untuk itu Murai Art Projects menginisiasi karya-karya yang dikolaborasikan desainer furnitur Laurence Howell dengan seniman Naufa Abshar dan Bunga Yuridespita. Kolaborasi ini untuk menghasilkan desain furnitur mellaui proses kreatif yang diwujudkan menjadi tiga dimensi pada berbagai produk.
“Ini menjadi kolaborasi seni yang belum pernah ada di Indonesia sebelumnya dengan mempertemukan teknologi material dan metode produksi yang tepat. Inisiasi ini menghasilkan produk yang fungsional namun dengan memiliki nilai seni yang tinggi,” ujar Yudi Wanandi, Co-Founder Murai Art Project, CEO The Jakarta Post, Co-Founder Balai Lelang Larasati, dan Board of Young Art Collector Art Jakarta saat membuka pameran Timeless Creativity-A Different Kind of Canvas di Senayan City Mall Jakarta, Kamis (27/10).
Melalui Murai Art Projects ini juga untuk memberikan wadah dan mendukung seniman bertalenta tinggi maupun insan kreatif di Indonesia untuk bisa menghasilkan karya-karya yang akan memperkaya khasanah seni kontemporer di Indonesia. Dengan kata lain, seni bukan hanya dihadirkan di atas kanvas, berupa patung, atau pahatan tapi bisa diaplikasikan di berbagai produk rumah tangga.
Ari Sanjaya, Co-Founder Murai Art Project dan Founder Ku Casa brand furniture menambahkan, melalui kolaborasi ini ingin mendorong insan kreatif bisa lebih mengeksplorasikan berbagai kemungkinan baru dalam cara mereka berkaya. Timeless Creativity ini membuka cara pandang dalam menghadirkan perspektif baru untuk menjadi pengalaman lain dalam menikmati karya seni.
“Dari awalnya sebuah ide kecil ternyata konsep yang kami tawarkan ini disambut sangat baik dan didukung dengan brand-brand ternama seperti Quadra, Teka, InTime, Vin+, Breman, dan sebagainya. Ini juga menjadi penggabungan art-design-technology yang bisa diaplikasikan di berbagai media furnitur maupun produk lainnya,” bebernya.
Pameran ini diharapkan mampu menarik perhatian para pelaku seni, kolektor, maupun khalayak umum untuk menikmati karya kolaboratif sekaligus memberikan edukasi kepada publik tentang apresiasi desain dan seni. Pada event ini dihadirkantujuh karya yang dipamerkan untuk merefleksikan visi dari Murai Art Projects dan menjadi awal dari inisiatif menjadi wadah eksplorasi kreatif di tanah air.
Enin Supriyanto, Artistic Director Art Jakarta yang juga menjadi kurator untuk pameran ini mengatakan, proyek ini mempertemukan perancang, seniman, dan bermacam keahlian lain untuk dapat menghadirkan karya-karya desain yang tidak sekedar fungsional tapi juga menunjukkan pencapaian kreatif dalam hal konsep, ide, bahan, bentuk, teknik dan teknologi.
“Kolaborasi dan sinergi semacam ini sangat diperlukan untuk memajukan praktik desain di Indonesia. Beberapa produk biasa dengan didesain dan dirancang seperti ini menjadi bernilai seni seperti meja, lemari penyimpanan, kabinet, dan lainnya menjadi sesuatu yang juga memanjakan visual,” pungkasnya. Yudis