HousingEstate, Jakarta - Penjualan rumah pada triwulan tiga 2022 (Q3-2022) tetap meningkat, namun peningkatannya menurun dibanding triwulan tiga tahun lalu (YoY). Menurut Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di pasar primer versi Bank Indonesia yang dikutip housingestate.id Rabu (16/11/2022), pada Q3-2022 penjualan rumah tumbuh 13,58% dibanding triwulan yang sama tahun lalu (YoY), namun turun dibanding peningkatan penjualan Q2-2022 (YoY) yang tercatat 15,23%.
Peningkatan penjualan rumah di pasar primer secara tahunan itu didominasi rumah tipe kecil (30,77%), lebih tinggi 14,44% dibanding triwulan dua. Penjualan rumah tipe besar juga meningkat 19,73% dalam periode yang sama, tapi anjlok dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 29,86%. Sementara penjualan rumah menengah terkontraksi minus 1,59%. Secara triwulanan (QoQ) penjualan rumah tipe kecil bahkan terkontraksi -2,48%, sedangkan rumah tipe menengah dan besar masih tumbuh positif.
Kenaikan harga bahan bangunan menjadi kendala utama penjualan rumah menurut para developer yang menjadi responden survei, mencapai 25,13%. Disusul masalah perizinan (15,59%), ketentuan uang muka KPR (12,11%), bunga KPR (11,91%), dan perpajakan (9,14%). Sekitar 75% pembelian rumah menggunakan KPR perbankan, sisanya tunai bertahap (17%) dan tunai keras (8%). Sedangkan pengembangan proyek oleh developer sekitar 73% menggunakan dana sendiri, sisanya dari perbankan (15,89%) dan pembayaran oleh konsumen (7,51%).
Baca Juga
Penyaluran KPR secara tahunan tetap tumbuh positif, namun masih jauh di bawah dua digit. Yaitu, 7,73% pada triwulan tiga, dibanding 7,07% pada triwulan sebelumnya. Realisasi KPR bersubsidi dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada periode yang sama yang tercatat Rp5,679 triliun, bahkan tumbuh negatif -15,62% dibanding 17,29% pada triwulan dua