HousingEstate, Jakarta - Tren positif penyerapan bersih ruang kantor berlanjut sehingga tingkat huniannya juga terus meningkat, setelah Covid 19 mereda sejak awal tahun ini dan aktivitas ekonomi mulai pulih. Kendati demikian, tarif sewa secara keseluruhan masih di bawah tekanan karena persaingan yang ketat di pasar yang tipis.

Menurut Property Marketbeat Q3-2022 versi Cushman and Wakefield yang diterima housingestate.id pekan lalu, beberapa pemilik gedung perkantoran terus menawarkan potongan harga sewa yang besar dari tarif yang dipublikasikan, guna menarik penyewa baru.

Tarif sewa dasar dalam rupiah turun 3,3% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp164.900/m2 per bulan atau 8,7% secara tahunan (YoY). Sementara dalam USD tarifnya tercatat USD10,79/m2/bulan atau turun 5,5% (QoQ) dan 14,% (14,4%). Yang tetap stabil selama kwartal tiga ini hanya service charge.

Tarif sewa itu masih berpotensi menurun, karena tren positif penyerapan bersih dan tingkat hunian ruang kantor di Jakarta diperkirakan akan melambat dalam beberapa kuartal mendatang. Perusahaan-perusahaan penyewa akan berada dalam ‘mode waspada’ dan menahan keputusan besar untuk relokasi atau ekspansi, mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global. Beberapa penyewa bahkan terlihat mempersiapkan pengurangan ruang kantor.

Karena itu tarif sewa masih akan berada dalam tekanan. Terlebih, kekosongan diperkirakan  meningkat menyusul selesainya proyek perkantoran besar di pusat bisnis utama (CBD) Jakarta pada kuartal empat tahun ini.

Pada kuartal tiga, tidak ada pasokan ruang kantor baru di CBD Jakarta. Yang mungkin rampung pada kuartal empat adalah The Autograph Tower (86.000 m2) dan Rajawali Place (40.000 m2) yang sebelumnya sudah mengalami keterlambatan penyelesaian. Dengan tambahan pasok baru itu, total inventori ruang kantor di CBD Jakarta mencapai 7,2 juta m2 sampai akhir tahun ini.

Penyerapan bersih ruang kantor selama kuartal tiga tercatat 56.200 m2, tertinggi dalam 10 kuartal terakhir. Mayoritas berasal dari konsolidasi kantor grup perusahaan. Perkantoran grade A masih mencatat penyerapan tertinggi. Beberapa transaksi penyewaan besar antara lain terjadi di Sequis Tower (sekitar 2.000 m2) oleh perusahaan asuransi yang merelokasi kantor, dan di Sopo Del (1.800 m2) oleh perusahaan kawasan industri untuk kantor baru.

Kendati demikian, hingga akhir September 2022 tingkat hunian rata-rata ruang perkantoran di CBD Jakarta hanya meningkat 1,2% menjadi 72,3%. Sebaliknya, perkantoran grade B dan C mengalami penurunan tingkat penyerapan dpada kuartal tiga. Beberapa penyewa merelokasi atau mengurangi ruang kantor untuk efisiensi.