SPS Lansir Kota Baru Rp20 Triliun
PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) yang selama ini dikenal sebagai pengembang yang fokus menggarap proyek properti di kawasan Cikarang (Bekasi, Jawa Barat), melansir kota baru Cikarang International City (Cinity) di pusat Kota Cikarang.
Cikarang adalah sentra kawasan industri terbesar di Indonesia yang menampung ribuan manufaktur, kebanyakan multinasional selain manufaktur nasional. Selain jutaan pekerja lokal, ribuan manufaktur di Cikarang hingga Karawang, Purwakarta, dan Subang itu, juga menyerap puluhan ribu pekerja asing (ekspatriat). Kebanyakan dari Jepang, disusul Korea dan belakangan juga China. Jumlah ekspatriat itu menurut SPS saat ini mencapai lebih dari 22.000 orang.
Karena menjadi sentra manufaktur terbesar di Indonesia, perumahan juga menjamur di Cikarang. Mulai dari yang berskala kecil sampai kota baru dengan luasan hingga 3.000-an hektar. Khusus kota baru, pengembangannya biasanya dikombinasikan dengan kawasan industri.
Perumahan menjamur, aneka fasilitas publik penunjangnya juga tumbuh di berbagai sudut Cikarang, termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, selain pusat belanja, sentra bisnis dan komersial, serta rekreasi dan hiburan.
Karena menjadi sentra industri itu pula, lokasi Cikarang menjadi strategis karena didukung banyak infrastruktur, mulai dari jalan tol, kereta komuter double-double track, kereta jarak jauh, sampai yang akan segera beroperasi kereta cepat Jakarta-Bandung. Ke depan akan menyusul dibangun kereta cepat Jakarta-Surabaya dan MRT koridor timur-barat (Jakarta) Cikarang-Balaraja.
Asmat Amin, founder SPS Group, saat jumpa pers peluncuran kota baru seluas 500 ha itu di Jakarta, Rabu (1/2/2023), mengutip laporan konsultan properti JLL Indonesia yang menyebutkan, sebagian besar permintaan kawasan industri pada kuartal I/2022 ada di Cikarang, dengan tingkat okupansi mencapai rata-rata 93 persen.
Okupansi tinggi, kebutuhan terhadap hunian dan area komersial juga meningkat. Apalagi, hunian di lokasi strategis dengan fasilitas lengkap, aman, nyaman, dan sehat. “Captive market-nya besar, mencapai 1.532.188 populasi segmen middle-up yang akan menjadi target utama Cinity. Sementara area komersial yang representatif di Cikarang masih minim. Karena itu kami optimis dengan prospek Cinity. SPS akan mengembangkan Cinity menjadi The First & Biggest CBD and The Real Township di Cikarang,” katanya.
Asmat Amin menyebut Cinity memiliki aksesibilitas yang mudah, karena berada di pusat Kota Cikarang, di lintasan jalan provinsi yang menghubungkan Karawang dengan Jakarta, dan hanya 5 menit dari Stasiun Cikarang. Total investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan Cinity mencapai Rp20 triliun.
Mengusung konsep “When Nature Meets Future”, selain menghadirkan akses internet berkecepatan tinggi, Cinity juga akan mengalokasikan 70 ha lahannya untuk area hijau. Selain itu akan dibangun juga The Largest Outdoor Shopping Street seluas 35 ha dalam berbagai tema pada fase awal.
“Cinity akan dikembangkan sebagai kawasan yang terpisah dari kota industri, 100 persen township. Berbeda dengan banyak kawasan (hunian) yang menyatu dengan area industri di Cikarang, sehingga berdampak kurang baik terhadap kesehatan dan kenyamanan penghuninya,” ujarnya. Pada tahap awal, lahan yang dikembangkan 50 ha.
Saat momen peluncuran, Cinity memperkenalkan produk pertama The Urban Hub (96 unit), berupa ruko dengan konsep the trilogy. Yaitu, ruko 3 lantai dengan individual access di setiap lantainya. Dirilis juga hunian perdana Premier Lake Residence bekerja sama dengan PT Premier Qualitas Indonesia.
Peluncuran Cinity dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Deputi Bidang UKM Kemenkop dan UKM Hanung Harimba Rachman, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan, Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah, dan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif, selain Chief Executive Officer (CEO) Cinity Ming Liang.