Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiProgram Perumahan dari 3 Paslon Presiden Apa Bisa Jadi Solusi? Cek Faktanya

Program Perumahan dari 3 Paslon Presiden Apa Bisa Jadi Solusi? Cek Faktanya

Tensi politik di Indonesia tengah tinggi terkait aktivitas pemilihan presiden (pilpres) untuk periode 2024-2029. Ketiga pasang calon (paslon) presiden dan wakilnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo-Mahmud MD juga telah memaparkan berbagai program kerjanya termasuk untuk program perumahan.

Menurut Arief Rahardjo, Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, program-program untuk sektor perumahan yang telah dipaparkan ketiga paslon presiden sebenarnya memiliki konsep yang kurang lebih sama yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhan perumahan rakyat Indonesia.

“Secara umum semuanya menawarkan hal yang sama yaitu memenuhi pasar perumahan yang besar khususnya untuk kalangan generasi muda. Jadi ketiga paslon fokusnya pada berusaha untuk memenuhi kebutuhan perumahan rakyat Indonesia khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum memiliki rumah,” ujarnya menjawab housingestate.id beberapa waktu lalu.

Karena itu solusi yang ditawarkan juga relatif sama yaitu penyediaan hunian yang layak dan dekat dengan pusat kota untuk memudahkan aktivitas sehari-hari masyarakat. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu pengembangan hunian di kawasan yang memiliki sarana transportasi umum atau transit oriented development (TOD).

Di sisi lain, saat ini pengembangan TOD baik dari perusahaan BUMN maupun swasta masih pada periode tahap awal pengembangannya. Artinya, konsep TOD yang saat ini ditawarkan baru akan menarik kalau antar koridor baik itu kereta listrik, LRT, MRT, dan lainnya sudah terkoneksi dengan baik dan memiliki rute yang lebih luas.

Unit hunian di kawasan TOD sendiri masih belum menyentuh pasar yang memang sangat membutuhkan. Hal ini dikarenakan unit-unit yang ditawarkan tersebut masih didominasi oleh segmen konsumen dari kalangan investor ketimbang pengguna (end user). Unit apartemen yang dibeli mayoritasnya hanya untuk menambah aset dan mengharapkan yield yang tinggi dari asetnya tersebut.

“Saat ini hunian yang ditawarkan di kawasan TOD maupun non TOD belum bisa disebut sebagai solusi perumahan karena faktor yang memengaruhi adalah seberapa besar yield yang bisa didapat. Kawasan TOD memang lebih diminati tapi yang non TOD juga sangat berpotensi diminati selama lokasinya berada di area komersial dan memiliki potensi besar untuk disewakan ataupun dijual kembali, jadi seperti itu kondisinya,” pungkas Arief.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini