Sabtu, September 6, 2025
HomeInfrastrukturJalan Tol Di Atas Laut Ini Gunakan Pondasi Matras Bambu

Jalan Tol Di Atas Laut Ini Gunakan Pondasi Matras Bambu

Setelah seksi 2 Sayung-Demak (16,31 km) di jalan tol Semarang-Demak (26,84 km) beroperasi 25 Februari 2023, pemerintah melanjutkan pembangunan seksi 1 Semarang-Sayung (10,64 km). Kalau seksi 2 yang dikembangkan badan usaha, dalam hal ini PT PP Semarang Demak, seksi 1 yang dikerjakan pemerintah berada di atas laut. Konstruksinya terbagi dalam tiga paket pekerjaan dengan progress saat ini 9,25%. Target penyelesaian konstruksi ke-3 paket itu Februari 2027.

Mengutip Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, jalan tol Semarang-Demak di Jawa Tengah bagian jutara, adalah proyek strategis nasional (PSN) yang didesain sebagai ruas komplementer dari jalan nasional Pantura Jawa yang menghubungkan Semarang-Demak-Gresik-Surabaya.

Menurut keterangan tertulis Badan Pengatur Jalan tol (BPJT) di laman resminya, Senin (13/5/2024), jalan tol Semarang-Demak seksi 1 akan terintegrasi dengan tanggul laut, dengan struktur timbunan di atas lautnya diperkuat matras bambu setebal 17 lapis. Tujuannya, meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi jalan tol tersebut.

Sebelumnya Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah melakukan pengujian untuk mengukur kelayakan penggunakan bambu sebagai bahan matras jalan tol tersebut. Untuk konstruksi paket 1B yang berada di atas laut sepanjang sekitar 10 km dengan pondasi matras bambu itu, diperlukan sekitar 10 juta batang bambu yang dianyam oleh 1500 pekerja terampil.

Baca juga: Tol Semarang-Demak Atasi Masalah Banjir Rob di Semarang

“Bambu-bambu tersebut berasal dari Wonogiri, Magelang, dan Purworejo, dengan kriteria khusus. Yaitu, lurus dengan panjang 8 meter dan diameter 8–10 cm,” tulis keterangan BPJT. Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah jalan tol Semarang-Demak seksi 1 juga dilakukan dengan pemasangan material pengalir vertikal pre-fabrikasi atau PVD, dan melakukan pembebanan dengan material pasir laut yang diambil menggunakan Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.

Dijelaskan, pilihan pondasi matras bambu pada seksi 1 jalan tol Semarang-Demak juga dimaksudkan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut. Matras bambu itu kelak akan terendam laut dan menjadi bagian dari terumbu karang selain menambah kekuatan struktural di bawah air. Pembangunan jalan tol Semarang-Demak juga disebut tetap melindungi kawasan mangrove di pesisir Pantai Utara Jawa.

Selain itu jalan tol Semarang-Demak seksi 1 juga berfungsi mengatasi permasalahan banjir rob di Semarang Timur, dengan cara membendung air melalui sistem polder. Yaitu, melalui pembangunan tanggul laut yang dilengkapi dengan kolam retensi, pompa, pintu air, dan sistem drainase regional yang merupakan bagian dari manajemen pengelolaan air.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini