Fortress Suplai Pintu Baja Sanctuary untuk Proyek Sekitar IKN

Jaya Baru Saputra (JBS) Perkasa, produsen pintu baja Fortress, menggarap proyek di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, dengan menyuplai pintu baja untuk fasilitas sekolah-sekolah Islam milik pemerintah, asrama haji, dan fasilitas kesehatan.
“Kebetulan pintu yang mereka cari cocok dengan produk kami. Yaitu, Fortress tipe Sanctuary, pintu baja yang ada aksen kacanya. Sejak Juni 2023 sudah 1000 unit pintu yang kita suplai untuk proyek pemerintah di luar IKN,” kata Sales Director JBS Perkasa Hens Sumarauw.
Ia mengungkapkan hal itu dalam talk show yang diadakan Fortress, Minggu (16/6/2024), di ajang pameran bahan bangunan Indonesia Building Technology (IndoBuildTech) Expo 2024, 12-16 Juni 2024, di ICE BSD City, Tangerang, Banten, seperti dikutip keterangan tertulis JBS Perkasa hari ini (18/6/2024).
Selain Hens, talk show “Fortress for The Future” menghadirkan pembicara Ketua Asosiasi Developer Property Syariah (ADPS) Civic Jati Prastowo, pemilik modern trade bahan bangunan Kemenangan Jaya Ali, Co-Founder Mitrapabrik.com Ivan Litan, dan CEO JBS Perkasa Joni Effendi.
Fortress adalah pintu baja dengan fitur lima titik penguncian yang membuatnya sangat solid, kuat, aman, tahan lama, serta tidak muai-susut dan dimakan rayap seperti kayu. Tampilannya bisa seperti kayu solid atau modern kontemporer. Fortress ikut memamerkan rangkaian produknya di IndoBuildTech Expo 2024.
Menurut Hens, Fortress tidak terlalu terpengaruh fluktuasi bisnis properti. Tebal tipisnya pertumbuhan ekonomi dan sektor properti, tetap akan berdampak positif terhadap industri bahan bangunan. Karena itu JBS terus melakukan ekspansi jaringan distribusi dan pengembangan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Target kami memiliki 12 diversifikasi produk. Perluasan pemasaran juga jalan terus. Setelah tahun lalu buka cabang di Balikpapan, Kalimantan Timur, bulan depan kami bersiap membuka cabang ke-11 di Bali,” ungkapnya.
Dengan dukungan jaringan distribusi yang makin luas, JBS Perkasa secara bertahap juga mulai melakukan pendekatan terhadap segmen proyek properti. Yakni, dengan memperkuat divisi proyek dan mengembangkan berbagai produk baru dengan spesifikasi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan proyek.
Baca juga: Fortress Tawarkan Pintu Baja Serupa Kayu
Sejauh ini Fortress sudah menyuplai pintu baja untuk 200 rumah di klaster Inspira House, BSD City, yang dikembangkan raksasa properti Sinar Mas Land. Selain itu JBS Perkasa menjalin kolaborasi dengan asosiasi developer properti seperti ADPS.
“Kami tetap percaya industri properti dan konstruksi di Indonesia tetap menawan. Kolaborasi dengan ADPS saja sangat besar peluangnya karena mereka punya ribuan member. Anggaplah satu developernya punya lima proyek. Kalau satu proyek minimal bangun 10 rumah, setiap rumah butuh lima pintu, bayangkan berapa banyak pintu yang mesti kita suplai,” tutur Hens.
Ketua ADPS Civic Jati Prastowo menyatakan, perkembangan industri properti juga memerlukan dukungan suplai material yang mumpuni dan kontinyu, dengan harga bersaing. Karena itu ADPS yang saat ini punya 3.000 anggota, menggandeng JBS Perkasa sebagai pemasok bahan bangunan pintu baja untuk berbagai proyek anggotanya.
“Proyek-proyek yang kami jalankan rata-rata tanpa main stakeholder seperti perbankan dan investor. Dijalankan sendiri. Sebab itu kerja sama dengan (produsen bahan bangunan seperti) Fortress sangat membantu, karena harganya terjangkau. Ngasih diskonnya besar,” ujar Civic dengan nada agak berkelakar.
Baca juga: Fortress Tawarkan Pintu Baja Harga Ekonomis
Pertumbuhan sektor properti di Indonesia meningkat enam persen pada kuartal I-2024 menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain akses hunian terhadap sentra ekonomi terdekat, ketersediaan bahan bangunan yang efisien dan ramah lingkungan, menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan itu.
Civic menjelaskan, kendati meningkat, secara umum bisnis properti di Tanah Air saat ini masih stagnan. Faktor penghambat pemulihannya pasca pandemi adalah masalah birokrasi, proporsi uang muka yang tinggi, dan ketidakpastian ekonomi global.
Kendati demikian ia tetap optimis dengan prospek proyek properti yang dikembangkan anggota ADPS. Alasannya, pangsa pasarnya masih sangat kecil, sekitar 1 persen.
“Banyak yang tidak terlalu optimis dengan kondisi ekonomi saat ini. Tapi, kue properti syariah masih sangat kecil. Jadi, peluang masih sangat besar. Presiden Jokowi menargetkan pembangunan 1 juta rumah, tapi belum tercapai. Presiden terpilih mencanangkan 3 juta rumah. Semua itu peluang besar bagi properti syariah,” jelasnya.