Sabtu, September 6, 2025
HomeInvestasiBahlil: 5 Tahun Terakhir Investasi Korsel di Indonesia Rp200 Triliun Lebih

Bahlil: 5 Tahun Terakhir Investasi Korsel di Indonesia Rp200 Triliun Lebih

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan, investasi Korea Selatan di Indonesia dalam lima tahun terakhir, 2019 – 2023, mencapai USD14 miliar atau Rp200 triliun lebih. Investasinya kebanyakan di sektor hilir sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Bahlil menyatakan hal itu dalam sambutan singkatnya pada acara peresmian pabrik terintegrasi baterai dan kendaraan listrik milik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). HLI adalah perusahaan kolaborasi Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.

Peresmian dilakukan Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri, serta Menteri Perdagangan Korsel Inkyo Cheong, Dubes Korea untuk Indonesia Lee Sang-deok, Executive Chair Hyundai Motor Group Euisun Chung, dan President LG Energy Solution Dongmyung Kim.

Bahlil menyebut Lotte Chemical di Cilegon, Banten, sebagai salah satu contoh investasi Korsel di Indonesia itu. Nilai investasi totalnya USD4 miliar atau lebih dari Rp60 triliun. “Tahun 2016 investasi ini sempat mangkrak. Tapi, sekarang sudah hampir selesai. Maret 2025 diharapkan sudah berproduksi,” katanya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.

Contoh lain pabrik kaca PT KCC Indonesia-Korea di Batang, Jawa Tengah. “Agustus tahun ini akan mulai berproduksi,” ujar Bahlil. Investasi lain dengan nilai yang jauh lebih raksasa, adalah pabrik baterai listrik terintegrasi pabrik mobil listrik di Karawang itu.

“Ini investasi terbesar (Korsel) sebagai sebuah ekosistem di Indonesia. Pabrik yang terintegrasi dari hulu tambang sampai hilir berupa mobil listrik ini belum ada di dunia. Kita yang pertama. Indonesia akan menjadi salah satu pemain di ekosistem baterai mobil listrik khususnya yang berbahan baku nikel,” jelas Menteri Investasi.

2000 perusahaan
Mendag Korsel Inkyo Cheong menyatakan, peresmian pabrik baterai listrik terintegrasi kendaraan listrik di Karawang, menandai hubungan Indonesia-Korsel yang makin meningkat.

“Selama dua tahun terakhir kedua negara sudah empat kali mengadakan KTT untuk meningkatkan dan memperkuat kerja sama. CEPA Korsel-Indonesia yang berlaku Januari tahun lalu, telah berperan sebagai katalisator yang secara signifikan memperluas kerja sama kedua negara,” katanya.

Baca juga: Presiden Resmikan Pabrik Baterai Listrik Terintegrasi Senilai Rp160 Triliun

Cheong menyebutkan, total di Indonesia saat ini terdapat lebih dari 2.000 perusahaan Korea, termasuk Hyundai dan LG. Ribuan perusahaan Korea itu bekerja sama dengan Indonesia di bidang petrokimia, otomotif, elektronik, baja, dan lain-lain,” ungkap Cheong.

Ia berharap kedua negara terus memperluas kerja sama yang berorientasi pada masa depan di bidang energi, seperti kendaraan listrik dan infrastruktur.

Harapan serupa disampaikan Executive Chair Hyundai Motor Group Euisun Chung. Menurutnya, pembangunan pabrik baterai listrik sekaligus kendaraan listrik itu, memberikan konfirmasi Hyundai dan Indonesia membentuk masa depan ekosistem EV bukan hanya di Asia tapi juga di seluruh dunia

“Hyundai menantikan untuk memperdalam kerja sama dengan Indonesia, menjelajahi batas baru untuk mobilitas, dari solusi hidrogen yang tersirkulasi hingga mobilitas udara masa depan. Kami akan menavigasi masa depan dengan membuka jalan baru,” ujar Chung.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini