Penjualan Mobil di Dalam Negeri Stagnan, Tapi Ekspor Meningkat

Penjualan mobil baru memang stagnan di angka rata-rata 1 juta unit per tahun dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, tahun ini penjualannya diprediksi kurang dari 1 juta unit.
Kendati demikian menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin) industri otomotif nasional masih bergairah. Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan, karena memberikan kontribusi yang signfikan terhadap perekonomian nasional.
Menurut Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (10/7/2024), industri alat angkut menjadi motor utama pertumbuhan PDB industri tahun 2023.
“Pertumbuhannya mencapai 7,63 persen. Lebih tinggi dibanding pertumbuhan industri secara keseluruhan. Pertumbuhan industri alat angkut itu tidak terlepas dari kontribusi industri otomotif,” katanya seperti dikutip keterangan tertulis Kemenperin.
Baca juga: Daya Beli Anjlok, Makanya Penjualan Mobil Stagnan. LPEM Tunjukkan Datanya
Kemenperin mencatat, selama tahun 2023 penjualan kendaraan roda dua di pasar domestik mencapai 6,2 juta unit, dan ekspor 570 ribu unit. Sedangkan ekspor mobil sebanyak 506 ribu unit untuk jenis CBU dan 65 ribu unit untuk CKD.
“Meskipun penjualan domestik stagnan, produksinya tetap meningkat untuk memenuhi permintaan ekspor. Artinya, industri otomotif kita masih punya daya saing (dan bergairah),” ujar Putu.
Tren kenaikan ekspor untuk kendaraan mobil terlihat dari tahun 2016 yang baru 194 ribu unit, kemudian melesat tahun 2023 menjadi 506 ribu unit.
“Dalam lima tahun terakhir juga terdapat penambahan industri otomotif baru. Antara lain Hyundai, Chery, Neta, Citroen dan MG,” ungkap Putu. Sejumlah produsen otomotif global juga sedang membidik Indonesia sebagai basis produksi, termasuk menjadikannya sebagai hub ekspor.