BPS: Literasi Keuangan Penduduk Indonesia Sudah 65,43 Persen

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Tujuannya mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan penduduk Indonesia, sebagai landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depan.
Berdasarkan SNLIK yang dilakukan OJK tahun lalu, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia tercatat 49,68 persen, dan inklusi keuangan 88,7 persen.
Literasi keuangan adalah kemampuan memahami aneka produk dan layanan jasa keuangan dengan segala risikonya. Sedangkan inklusi keuangan adalah kondisi dimana masyarakat sudah terlayani oleh layanan keuangan formal.
Tahun ini untuk pertama kali SNLIK dilakukan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS). Hasilnya yang diumumkan OJK dan BPS di Jakarta, Jum’at (2/8/2024), indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sudah mencapai 65,43 persen. Artinya 65,43 persen penduduk Indonesia sudah memahami produk dan layanan jasa keuangan.
Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Sedangkan untuk indeks literasi keuangan syariah angkanya mencapai 39,11 persen, dan indeks inklusi keuangan syariah baru 12,88 persen.
Metodologi dan hasil SNLIK 2024 disampaikan Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.
SNLIK 2024 dilakukan mulai 9 Januari hingga 5 Februari 2024 di 34 provinsi, mencakup 120 kabupaten/kota termasuk 8 wilayah kantor OJK (1.080 blok sensus). Sampel SNLIK 2024 mencakup 10.800 responden berumur 15-79 tahun.
Metode sampling stratified multistage cluster sampling. Pemilihan kabupaten/kota menggunakan PPS (Probability Proportional to Size)–Systematic Sampling dengan size jumlah keluarga, di mana kabupaten/kota wilayah kantor OJK secara otomatis terpilih sebagai sampel.
Baca juga: Hingga Juni OJK Terima 14.052 Pengaduan, Paling Banyak Soal Fintech Lending
Pemilihan sejumlah blok sensus pada setiap kabupaten/kota terpilih menggunakan PPS–Systematic Sampling dengan size jumlah perkiraan rumah tangga, dengan memperhatikan keterwakilan daerah perkotaan/perdesaan.
Pemilihan 10 rumah tangga eligible pada setiap blok sensus dari hasil pemutakhiran menggunakan Systematic Sampling dengan implicit stratification berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Pemilihan satu eligible responden umur 15-79 tahun pada rumah tangga sampel, menggunakan Random Sampling dengan implicit stratification berdasarkan umur anggota rumah tangga eligible menggunakan Kish Table.
SNLIK 2024 menggunakan parameter literasi keuangan, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku.
Sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan. Penggunaan parameter ini sesuai dengan indikator yang digunakan dalam OECD/INFE International Survey of Financial Literacy.