Kontraksi Produksi di Industri Pengolahan Masih Berlanjut

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2024 masih berada di zona ekspansi (>50) di angka 52,4. Namun, stagnan dibanding IKI Juli 2024 yang juga 52,4 poin, dan melambat 0,82 poin dibanding IKI Agustus 2023 yang tercatat 53,22.
“Stabilnya IKI Agustus itu ditopang 20 subsektor yang mengalami ekspansi dengan kontribusi terhadap PDB (industri pengolahan) triwulan II 2024 sebesar 94,6 persen,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, saat merilis IKI Agustus 2024 di Bogor, Kamis (29/8/2024), seperti dikutip keterangan tertulis Kemneperin.
Menurut Febri, IKI Agustus 2024 masih stabil karena variabel pesanan baru mengalami peningkatan ekspansi 1,74 poin dari 52,92 menjadi 54,66. Begitu pula variabel persediaan produk, ekspansinya meningkat 0,01 poin menjadi 55,54.
Sementara variabel produksi masih terkontraksi (minus) 2,90 poin menjadi 46,54. “Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, karena hal itu menunjukkan perusahaan masih menghabiskan stok untuk memenuhi pesanan, tidak diimbangi dengan penambahan produksi,” ujar Febri.
Kontraksi produksi terjadi hampir di seluruh subsektor. Hanya beberapa sektor yang variabel produksinya mengalami ekspansi seperti industri kayu, serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
Industri tekstil dan industri kertas dan barang dari kertas terkontraksi, karena kalah bersaing dengan produk impor.
Industri pengolahan lainnya terkontraksi, karena penurunan pesanan pada produk alat musik, bulu mata palsu, rambut palsu, ubin keramik, kuas, connector pen, dan korek api gas.
Sedangkan industri minuman mengalamai perlambatan ekspansi, terkait rencana pemberlakuan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan. Pada industri elektronika dan kosmetik, perlambatan tampak dari rendahnya utilisasi akibat maraknya produk impor.
Baca juga: Manufacturing Index BI Menunjukkan, Kinerja Industri Pengolahan Memang Merosot
Namun beberapa faktor memberikan angin segar terhadap IKI Agustus 2024. Antara lain menurunnya tren inflasi, kenaikan PMI (Purchasing Manager’s Index) Jepang, mulai tingginya capital inflow, ekspektasi penurunan bunga The Fed, dan kenaikan ekspor sektor industri Juli 2024.
Kemudian, kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2024, pertumbuhan realisasi investasi semester I 2024 sebesar 22,3 persen (yoy), dampak musiman perayaan HUT Kemerdekaan RI, dampak ekonomi dari persiapan Pilkada serentak, kenaikan Indeks Harga Saham Manufaktur, serta penurunan tarif kontainer shipping global.
Angin segar itu tercermin pada persepsi responden yang menyatakan kegiatan usahanya meningkat pada Agustus 2024, yang naik 4,1 persen dari 30,7 menjadi 34,8 persen. Sedangkan yang menyatakan kegiatan usahanya stabil menurun dari 45,9 menjadi 44,3 persen.
“Jadi, persentase responden yang menjawab kegiatan usahanya meningkat dan stabil pada Agustus 2024 mencapai 79,1 persen, dibanding 76,6 persen pada Juli 2024. Tertinggi sejak IKI dirilis (pertengahan 2023),” jelas Febri.
Sementara persentase responden yang menjawab kegiatan usahanya menurun pada Agustus 2024 mencapai 20,9 persen, dibanding 23,3 persen pada Juli 2024. Angka itu terus menurun sejak lima bulan terakhir.