Terus Melejit Penyaluran Paylater di Industri Pembiayaan

Serupa dengan paylater di perbankan, penyaluran kredit buy now pay later (BNPL) di industri pembiayaan juga terus melejit.
Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) September 2024 yang dirilis Selasa (1/10/2024) menyebutkan, per Agustus 2024 pembiayaan BNPL di industri pembiayaan melesat 89,20 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp7,99 triliun, dibanding Juli 2024 sebesar 73,55 persen (yoy).
Kendati terus meroket, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross paylater tidak naik, tapi sebaliknya turun menjadi 2,52 persen dibanding Juli 2024 yang tercatat 2,82 persen.
Sebagai perbandingan, penyaluran paylater di industri perbankan per Agustus 2024 melesat 40,68 persen yoy (Juli 2024: 33,66 persen) menjadi Rp18,38 triliun, dengan total rekening 18,95 juta (Juli 2024: 17,90 juta).
Risiko kredit paylater di perbankan juga tidak meningkat, namun menurun ke level 2,21 persen dibanding Juli 2024 sebesar 2,24 persen.
Peningkatan penyaluran pembiayaan juga terjadi pada fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online. Tidak setinggi paylater, namun cukup signifikan.
Per Agustus 2024 outstanding fintech lending meningkat 35,62 persen yoy (Juli 2024: 23,97 persen yoy), dengan nominal Rp72,03 triliun. Rasio kredit macetnya secara agregat (TWP90) juga turun menjadi 2,38 persen dibanding Juli 2024 sebesar 2,53 persen.
Baca juga: Kredit Konvensional Menurun, Paylater Melesat
Secara keseluruhan pertumbuhan penyaluran kredit di industri pembiayaan pada Agustus 2024, baik yang konvensional maupun digital, mencapai 10,18 persen menjadi Rp499,29 triliun. Turun dibanding pertumbuhan Juli 2024 yang tercatat 10,53 persen yoy.
“Peningkatan penyaluran pembiayaan (Agustus 2024) itu terutama didukung pembiayaan modal kerja yang naik 10,76 persen secara tahunan (yoy), dibanding Juli 2024 yang mencapai 9,43 persen (yoy),” tulis keterangan OJK.
Profil risiko pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) terjaga dengan NPF gross 2,66 persen, menurun dibanding Juli 2024 sebesar 2,75 persen, dan NPF net 0,83 persen dibanding Juli 2024 sebesar 0,84 persen.
Yang masih terus terkontraksi adalah pertumbuhan pembiayaan modal ventura. Per Agustus 2024 minus 9,03 persen yoy (Juli 2024: -10,67 persen yoy), dengan nilai pembiayaan Rp16,19 triliun (Juli 2024: Rp16,18 triliun).