Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Masih Akan Melemah

Publikasi Departemen Komunikasi Bank Indonesia melalui Direktur Eksekutif Ramdan Denny Prakoso, Jum’at (1/11/2024), mengungkapkan, pada akhir perdagangan Kamis (31/10/2024) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup di level (bid) Rp15.690.
Terus melemah dibanding Kamis pekan sebelumnya yang tercatat Rp15.575/USD. dan Kamis pekan sebelumnya lagi yang mencapai Rp15.490/USD. Pelemahan serupa terjadi pada sebagian besar mata uang negara Asia.
Bersamaan dengan itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) terbitan Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun, naik ke level 6,80 persen. Begitu pula yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) tenor 10 tahun, meningkat ke level 4,284 persen.
Sedangkan nilai tukar USD terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF) atau Indeks Dolar (DXY), tidak menguat melainkan melemah ke level 103,98.
Pada pembukaan perdagangan Jumat (1/11/2024), rupiah sedikit menguat menjadi Rp15.685/USD. Namun saat penutupan perdagangan, mengendur lagi menjadi Rp15.732 (data Bloomberg) dan Indeks Dolar menguat ke level 104,09.
Sementara yield SBN 10 tahun turun ke level 6,73 persen, dan premi risiko berusaha atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 31 Oktober 2024 naik menjadi 68,69 bps, dibanding 67,80 bps per 25 Oktober 2024.
Data ekonomi AS seperti konsumsi masyarakat yang meningkat yang menaikkan kurs USD, juga data manufaktur China yang membaik setelah enam bulan menurun, disebut sebagai beberapa faktor yang melemahkan rupiah selain faktor geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas.
Baca juga: Selama Oktober 2024 Rupiah Melemah 2,82 Persen
Karena itu aliran masuk modal asing portofolio yang berpengaruh besar terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, menurun dibanding pekan-pekan sebelumnya.
Berdasarkan data transaksi 28-31 Oktober 2024, nonresiden (asing) tercatat jual neto (melepas portofolio investasinya) Rp4,86 triliun.
Terdiri dari jual neto Rp2,53 triliun di pasar saham, jual neto Rp3,95 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kendati demikian selama 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 31 Oktober 2024, asing masih tercatat beli neto Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN, dan Rp200,00 triliun di SRBI.
Pada Senin (4/11/2024) para analis memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap USD masih akan terus terdepresiasi atau stagnan dibanding akhir pekan lalu, antara Rp15.720 sampai mendekati Rp1.800 per USD.